Terkait Jenazah Warga Rampi yang Digotong Sejauh 45 Km, Bupati Luwu Utara Beri Tanggapan
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, angkat bicara terkait kejadian gotong jenazah 45 kilometer yang dilakukan warganya.
TRIBUNPALU.COM - Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, angkat bicara terkait kejadian gotong jenazah 45 kilometer yang dilakukan warganya.
Indah Putri Indriani menuturkan, kejadian seperti itu bukan kali pertama terjadi.
"Biasanya terjadi pada akhir tahun dan awal tahun," ujar Indah Putri Indriani, Rabu (13/2/2019).
Karena pada fase itu kontrak pesawat bersubsidi yang melayani penerbangan ke Rampi dalam tahap negosiasi perpanjangan kontrak antara Kementerian Perhubungan dengan maskapai penerbangan.
"Kalau seperti saat ini tarif pesawat belum disubsidi. Makanya mahal," kata dia.
Berbeda kalau tarif pesawat sudah disubsidi pemerintah, dapat dibilang terjangkau masyarakat atau berkisar Rp 300 ribu.
"Bahkan kadang gratis kalau kargo," katanya.

Walau demikian, Indah menegaskan pihaknya tidak pernah tutup mata dengan kejadian itu.
"Pemerintah memfasilitasi ambulans membawa jenazah ke Bada. Itu gratis," katanya.
BACA JUGA:
• Tak Mampu Bayar Tiket Pesawat, Warga Luwu Utara Angkut Jenazah Sambil Berjalan Kaki Sejauh 60 Km
Ia pun mengakui persoalan infrastruktur masih menjadi masalah utama di Rampi.
"Tapi kita tetap komitmen membenahi satu per satu secara berkesinambungan," papar dia.
Dieritakan sebelumnya, warga Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, menandu jenazah keluarganya sejauh 45 kilometer.
Mereka menandu jenazah Renti Tanta, warga Desa Tedeboe dari wilayah Desa Badangkaia, Kecamatan Lore, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, karena tak mampu membayar sewa pesawat.
"Ditandu sehari dengan jarak sekitar 45 kilometer. Melalui hutan belantara yang penuh dengan terowongan dan tanjakan," ujar warga Rampi, Frans, Senin (11/2/2019).