Terkini Palu

Longsor di Area Pendakian Padaeha, Jalan Trans Palu-Napu Putus Tertutup Material Tanah

Hujan deras yang mengguyur Jumat (1/3/2019) dini hari, mengakibatkan longsor di ruas Jalan Trans Palu-Napu.

Penulis: Haqir Muhakir |
Instagram/@lore_konservasi
Kondisi Jalan Trans Palu-Napu yang putus akibat lonsung di Pendakian Padaeha, Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Jumat (1/3/2019). 

TRIBUNPALU.COM, POSO -- Hujan deras yang mengguyur Jumat (1/3/2019) dini hari, mengakibatkan longsor di ruas Jalan Trans Palu-Napu.

Tepatnya di Pendakian Padaeha, dekat dengan Desa Sedoa Kecamatan Lore Utara, atau sekitar 110 km arah selatan Kota Palu.

Arus lalu lintas di jalan provinsi yang menghubungkan Kota Palu dan dataran tinggi Lore alias Napu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, terputus total karena material longsor yang menutupi badan jalan.

Seperti dikutip dari @lore_konservasi, hingga Jumat (1/3/2019) sore, kendaraan yang bisa melintas hanyalah kendaraan roda 2 yang dibantu oleh masyarakat setempat.

Evakuasi Korban Longsor di Tambang Emas Sulawesi Utara Jumat (1/3/2019), Total Korban 27 Orang

"Untuk pekembangan sampai saat ini blum ada informasi apakah kendaraan roda 4 telah bisa melintas," tulis @lore_konservasi.

Jalan trans Palu-Napu adalah akses utama masyarakat dataran tinggi Napu menuju Palu.

Selain itu, Jalur Trans Palu-Napu itu juga menjadi salah satu akses yang menghubungkan Palu dengan Kabupaten Poso, Sulteng.

Longsor juga menimbulkan masalah di Sulawesi Utara

Selain terputusnya jalan, bencana longsor yang melanda beberapa wilayah di Sulawesi bahkan juga menimbulkan korban.

Satu di antaranya adalah kejadian longsor di Tambang emas Ilegal di Bakan, Kecamatan Lolayalan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara.

Longsor terjadi pada Selasa (26/2/2019) pukul 21.00 WITA.

Tiang dan beberapa papan penyangga lubang galian yang terdapat di lokasi patah akibat kondisi tanah yang tidak stabil.

Akibat kejadian tersebut sejumlah penambang tertimbun tanah longsor.

Saat kejadian terdapat 60 penambang yang berada di area tersebut.

Jumat (1/3/2019) proses evakuasi korban kembali dilanjutkan.

Evakuasi dilakukan dengan menggunakan alat berat karena medan yang sulit dijangkau.

Kisah Deni Mamonto, Korban Longsor di Tambang Bakan yang Selamat: Banyak Suara Minta Tolong

Sebelumnya evakuasi dilakukan dilakukan dengan cara manual, namun dihentikan karena membahayakan tim pencari gabungan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Seksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Manado Djefri Mewo, Jumat (1/3/2019).

Ia juga mengungkapkan bahwa di lokasi tersebut sudah tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan.

"Kalau (evakuasi) dengan cara manual, sudah membahayakan dan tidak memungkinkan. Selain itu, juga tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan. Jadi, nanti kita lanjutkan dengan alat berat," ujar Djefri Mewo, dikutip dari TribunJogja.com.

Dilansir dari chanel youTube Official iNews, hingga Jumat (1/3/2019),korban yang berhasil dievakuasi berjumlah 27 orang.

Dari 27 orang korban tersebut 8 diantaranya meninggal dunia.

(tribunpalu.com/Muhakir Tamrin)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved