Atasi Petani yang Menganggur, Pemkab Sigi Galakkan Program UMKM
Setidaknya ada ribuan petani di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah saat ini kehilangan mata pecahariannya akibat kekeringan.
TRIBUNPALU.COM, SIGI - Setidaknya ada ribuan petani di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah saat ini kehilangan mata pecahariannya akibat kekeringan.
Kekeringan tersebut disebabkan oleh rusaknya bendungan dan saluran irigasi Gumbasa akibat gempa bumi berkekuatan 7,4 SR pada 28 September 2018 silam.
Untuk mengatasi hal itu, Pemerintah Kabupaten Sigi saat ini tengah menggalakkan program Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Untuk saat ini kami menggalakkan program UMKM, melalui Dinas Koperasi," kata Wakil Bupati Sigi Paulina, kepada Tribunpalu.com, Jumat (15/3/2019).

Dalam penerapannya, kata Paulina, pemerintah melakukan pembinaan serta meningkatkan potensi yang dimiliki masyarakat.
Misalnya lewat pelatihan industri perbengkelan dan salon.
"Kita berupaya untuk membangkitkan perekonomian melalui pemberdayaan masyarakat, dan saat ini program itu tengah berjalan," ujar Paulina.
Selain itu, Paulina mengaku bahwa pihaknya saat ini bekerjasama dengan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) untuk membangun beberapa titik air di kawasan pertanian.
Begitu juga dengan sumber air bersih untuk kebutuhan harian masyarakat.
"Kita akan tetap bekerjasama dengan NGO, para donatur untuk membantu," katanya.
Desa Maranata misalnya, dalam waktu dekat akan dibantu oleh NGO dari Malaysia untuk pembuatan sumber air bersih.
"Beberapa hari ke depan sudah mulai dikerjakan," terangnya.
Paulina berharap, agar masyarakat bisa terbantu dengan pembangunan beberapa sumber air bersih.
Minimal bisa membantu untuk kebutuhan sehari-hari.
"Mereka juga bisa menggunakan untuk tanaman yang jangka pendek karena sawah kan membutuhkan debit air yang besar," tandasnya.
Meski begitu, berdasarkan pantauan Tribunpalu.com di lapangan, memang tampak program pemberdayaan belum menyentuh secara keseluruhan untuk para petani.
Di Desa Karawana, Kecamatan Dolo, dan Desa Sidera Kecamatan Sigi Biromaru misalnya.
Masih banyak masyarakat di Dua desa tersebut belum tersentuh program pemberdayaan masyarakat itu.
(Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz)