Selain Cacar Monyet, Waspadai 4 Penyakit Berbahaya yang Ditularkan dari Binatang ke Manusia
Selain monkeypox atau cacar monyet, ada beberapa penyakit lain yang ditularkan dari binatang ke manusia, beberapa terbukti berbahaya dan mematikan.
Merangkum dari laman verywellhealth.com, berikut beberapa jenis zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari binatang ke manusia.
1. Anthrax: menular dari kontak dengan binatang ternak atau produk olahan daging ternak.
Anthrax biasanya menyerang di area-area pertanian atau peternakan dan disebabkan oleh Bacillus anthracis.
Dalam kasus yang cukup langka, Anthrax bisa menular ke manusia lewat kontak dengan binatang atau produk ternak yang terinfeksi.
Anthrax memiliki gejala yang dibedakan berdasarkan cara penularannya, yakni Anthrax kulit (bakteri menginfeksi lewat luka di kulit), Anthrax gastrointestinal (melalui konsumsi hewan yang terinfeksi), Anthrax inhalasi (melalui udara yang dihirup dan merupakan jenis yang paling mematikan), serta Anthrax injeksi (infeksi melalui injeksi obat-obatan terlarang).
2. HIV: penularan virus HIV awalnya dari monyet hijau Afrika (Chlorocebus sabaeus).

Virus HIV-1 awalnya merupakan hasil dari hibridisasi atau percampuran dua jenis simian immunodeficiency virus (SIV) — satu dari monyet mangabey kepala merah dan monyet berhidung besar.
Hibridisasi dua SIV ini kemudian diyakini menginfeksi simpanse Pan troglodytes di Afrika Tengah, yang kemudian ditularkan ke manusia melalui paparan darah-ke-darah dan/atau konsumsi daging hewan liar.
3. Flu Burung (Avian Influenza): hanya menular dari burung ke manusia.
Virus Flu Burung ditemukan di seluruh dunia, dan beberapa jenis dikhawatirkan dapat bercampur atau bermutasi sehingga dapat berbahaya terhadap burung dan manusia.
Tipe virus Flu Burung yang paling berbahaya dan patut diwaspadai adalah H5N1, H5N2, H7N9, dan H5N6.
4. Ebola: menular dari kontak dengan orang atau binatang yang terinfeksi.

Ebola merupakan virus yang langka, tetapi mematikan dan ditemukan pertama kali pada 1976.
Virus ini ditemukan hampir secara eksklusif hanya di negara-negara Afrika bagian tengah dan barat.
Hampir separuh dari total manusia yang terjangkit virus Ebola tewas.
Kematian pun dapat terjadi hanya dalam waktu satu hingga dua minggu.
Sementara, mereka yang masih bertahan hidup mengalami kondisi tubuh yang lemah, rasa sakit, diare, dan pendarahan yang tak dapat dijelaskan asal-usulnya.
(TribunPalu.com/Rizki A. Tiara)