Jokowi dan Prabowo Didesak untuk Segera Bertemu, Effendi Gazali: Tidak Mudah atau Tidak Segera

Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali memberikan tanggapannya terkait kabar pertemuan capres Joko Widodo dan capres Prabowo Subianto.

Youtube/Kompas TV
Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali 

TRIBUNPALU.COM - Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali memberikan tanggapannya terkait kabar pertemuan capres Joko Widodo (Jokowi) dan capres Prabowo Subianto.

Menurut Effendi Gazali hal itu bukanlah sesuatu yang mudah.

Ada beberapa hambatan yang membuat pertemuan antara kedua capres ini menjadi tidak mudah dan tidak bisa disegerakan.

Hal tersebut ia ungkapkan saat menjadi narasumber dalam acara Rosi di Kompas TV, Kamis (30/5/2019).

Jokowi Ungkap Kriteria Kabinet Mendatang: Yang Penting Kemampuannya

"Kemungkinan untuk bertemu ini walaupun harapan kita besar, barangkali tidak mudah atau tidak segera," ungkap effendi Gazali, dilansir TribunPalu.com dari kanal Youtube Kompas TV.

Mendengar jawaban Effendi Gazali, Rosi sebagai pembawa acara lantas menanyakan hambatan dari pertemuan kedua capres tersebut.

"Apa hambatannya, kenapa tidak mudah dan tidak segera?" ujar Rosi.

Menurut Effendi Gazali yang akan menjadi hambatan dalam pertemuan kedua capres adalah perbedaan kepercayaan dalam penghitungan suara.

BPN Prabowo-Sandi Sebut Berkas Gugatan Tak Lengkap di MK Merupakan Strategi untuk Menang

Seperti misal yang menang akan mempercayai hasi suara dari quick count, namun bagi kubu yang kalah akan menunggu hasil dari real count.

Lantaran hal tersebut tentu bagi pihak yang menang akan semangat untuk mengadakan pertemuan tetapi tidak bagi pihak yang kalah, karena masih ada hal yang harus ditunggu.

"Gampang berbicara ayo bertemu bertemu, ini seperti biasa saya dulu katakan begini, begitu ada pemilu pasti ada quick count maka semua yang menang pasti akan percaya quick count."

"Sementara kalau yang kalah tunggu dulu kita tunggu real count."

"Sama lah dalam pertemuan ini yang menang pasti akan semangat yang kalah pasti akan tunggu dulu lah ini masih ada yang akan diperjuangkan," ujar Effendi Gazali.

Rosi kemudian menanyakan maksud dari penjelasan Effendi Gazali tersebut.

"Jadi menurut bung Effendi hambatannya itu justru dari pihak yang masih menanti hasil dari Mahkamah Konstitusi?" ujar Rosi.

Effendi Gazali mengatakan ada dua versi pertemuan yang bisa dilakukan kedua capres.

Versi pertema adalah bertemu tanpa adanya konferensi pers.

Atau bertemu dalam ruangan tertutup dan membagikan hasil pertemuan kepada media.

"Tapi menarasikan seperti itu juga memojokkan yang kalah, salah juga."

"Kalau bisa bertemu segera itu bagus, walaupun sekali lagi ini kita inginnya bertemu yang seperti apa?"

"Bertemu lalu enggak ada konferensi pers, atau yang kedua nih bertemu ada pelukan, cipika cipiki sebelumnya lalu bertemu masuk ke dalam tertutup, keluar lagi cipika cipiki lagi, sesudah itu yang satu dan kedua lalu bilang 'nanti kita tunggu ya setelah 28 Juni',"

Jelang Hari Raya Lebaran Idul Fitri, Presiden Jokowi Potong Rambut di Istana Negara

Sebelumnya, Efendi Gazali mengatakan bahwa dasar kekuatan berbangsa bukanlah pertemuan antara kedua capres tersebut.

"Ingin mengatakan bahwa dasar dari kekuatan berbangsa kita, tidak harus dan tidak bergantung dari apakah Pak Prabowo bertemu dengan Pak Jokowi atau tidak."

"Jadi jawaban saya ini bisa dipakai untuk mengatakan kalau mereka bisa bertemu alhamdulillah, kalau mereka bertemu segera itu bisa lebih baik," ujar Effendi Gazali.

BPN Prabowo-Sandi Sebut Berkas Gugatan Tak Lengkap di MK Merupakan Strategi untuk Menang

Seperti diketahui, Jokowi beberapa kali menegaskan bahwa ia telah berinisiatif sejak awal untuk bertemu Prabowo.

Menurut Jokowi inisiatifnya tersebut muncul setelah pemungutan suara Pilpres 2019 pada 17 April 2019.

"Sudah saya sampaikan, saya sudah berinisiatif sejak awal setelah coblosan," kata Jokowi dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

Dorongan pertemuan kedua capres tersebut kembali menguat setelah adanya kerusuhan yang terjadi di sejumlah lokasi di Jakarta.

KPU Siapkan 20 Pengacara untuk Hadapi BPN Prabowo-Sandiaga di MK

Mantan presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakn bahwa satu di antara cara untuk menurukan ketegangan politik di Indonesia saat ini adalah adanya pertemuan antara Jokowi dan Prabowo.

Hal tersebut diungkapkan SBY dalam sebuah pesan yang dikirm lewat video streaming dari Singapura.

"Jika pertemuan-pertemuan seperti itu dibuka di hadapan publik, tak perlu bersembunyi dan lewat pintu belakang, karena bisa menimbulkan fitnah padahal pertemuannya barangkali baik sifatnya."

"Pesan dan harapan saya melalui mimbar ini akan sangat baik dan mulia jika pada saatnya nanti Bapak Prabowo bisa bertemu dengan Bapak Jokowi secara langsung."

"Pertemuan antara dua tokoh nasional yang keduanya memiliki pendukung dan konstituen yang besar," ujar SBY dalam video live streaming, Selasa (28/6/2019).

Tonton juga videonya:

(TribunPalu.com/Lita Andari Susanti)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved