Viral Media Sosial
Viral di Facebook, Warganet Penasaran Suara Dentuman di Kota Palu, Akhirnya Terjawab
Viral di Facebook terdengar suara dentuman keras membuat penasaran warganet Kota Palu, ternyata ini yang terjadi.
TRIBUNPALU.COM - Sejumlah warga di Kota Palu, Sulawesi Tengah, dibuat penasaran dengan suara dentuman yang mereka dengar pada Selasa (25/6/2019) pagi.
Mereka mengaku mendengar dentuman suara letusan yang belum diketahui apa penyebabnya.
Karena rasa penasaran, seorang warganet menanyakan apakah warga lain daerah mendengar dentuman yang sama di sebuah Grup Facebook fanbase informasi yang beredar di sekitar Kota Palu.

Akun bernama Moh Amin, menanyakan dengan anggota grup lain melalui halaman Info Kota Palu.
"Yang merasa dengar dentuman suara letusan berkabar daerah mana aja ya dengar..," tulis Moh Amin pada halaman grup tersebut.
Warganet pun menjawab pertanyaan tersebut karena rasa penasaran yang sama dengan Moh Amin.
Mereka pun menyebut asal daerah masing-masing sebagai jawaban bahwa mereka turut mendengar dentuman tersebut.
Diketahui, suara dentuman tersebut terdengar hingga wilayah Talise, Pare-pare, Petobo, Donggala, dan beberapa wilayah yang lain.
Seorang warganet pun mengaku masih khawatir mendengar suara gemuruh lantaran trauma yang belum hilang akibat gempa September tahun lalu.
Unggahan Moh Amin ini pun mendapatkan reaksi sebanyak 2,6 ribu pengguna Facebook dengan 1,1 ribu komentar, dan telah dibagikan sebanyak 51 kali.
• Kemunculannya Sempat Gegerkan Palu, Buaya Berkalung Ban Kini Terjebak Perangkap Ikan di Donggala
Setelah ditelurusi TribunPalu.com, ternyata suara dentuman keras tersebut merupakan upaya pemusnahan bahan peledak yang dilakukan oleh Kodim 1306/Donggala.
Sebanyak 96 bahan peledak dan ribuan amunisi yang tidak layak digunakan dimusnahkan, Selasa (25/6/2019) siang.
Pemusnahan dengan cara diledakkan dan dibakar, dilakukan di area lapangan tembak Kodim 1306/Donggala di Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi.
Bahan peledak dan amunisi yang diledakkan atau didisposal itu, merupakan amunisi dan bahan peledak yang sudah berusia puluhan tahun dengan kondisi fisik yang tidak layak.
Berdasarkan data dari Detasemen Peralatan XIII/2 Palu, ada sembilan puluh enam granat tangan dan satu bahan peledak jenis mortir yang didisposal.
"Pemusnahan dilakukan dengan diledakkan, sebelumnya, bahan peledak yang telah rusak itu telah disortir," ujar Pasi Bek Denpal XIII/2 Palu, Kapten CPL Pedo.
• Dua Petani di Parigi Moutong Ayah dan Anak Ditemukan Tewas Digorok di Kebun
Lanjutnya, rata-rata bahan peledak yang didisposal itu diproduksi tahun 1962 dan 1980-an.
Bahkan beberapa terlihat sudah berkarat dan tidak berfungsi dengan baik.
Menurut Pedo, sebagai bagian dari program bidang pemeliharaan pelaratan TNI, bahan peledak dan amunisi yang tidak layak harus dimusnahkan.
Selain pendisposal bahan peledak, pemusnahan juga dilakukan pada ribuan amunisi yang juga tidak layak pakai.
"Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar di dalam wadah yang telah disiapkan dan dimasukkan ke dalam lubang tanah," terangnya.
Selasa siang, Kodim 1306/Donggala melakukan pemusnahan di dua tempat berbeda.
Pertama pendisposal bahan peledak berlokasi di hutan jauh dari pemukiman warga.
Sementara pemusnahan amunisi dilakukan di lapangan tembak Kodim 1306 Donggala.
(TribunPalu.com/Isti Prasetya-Muhakir Tamrin)