Kisah Pengungsi Palu yang Bangkit Setelah Temukan Peralatan Usaha yang Dulu Ditelan Bumi

Berikut kisah kebangkitan pengungsi di Kota Palu setelah berhasil menemukan kembali peralatan usahanya yang sempat hilang tertelan bumi saat bencana

Editor: Imam Saputro
TRIBUNPALU.COM/Abdul Humul Faaiz
Kondisi terkini 9 bulan pasca likuifaksi di kawasan Perumnas Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (14/7/2019). (Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz) 

Di Lokasi yang sudah menggunung itu, ia melihat dua orang pemulung sedang menggali tepat di atas rumahnya dulu berdiri.

“Saya lihat ada sarung almarhum Bapakku, tidak jauh dari situ ada Alquran dan baju. Saya langsung ingat, waktu kerjadian itu, Alquran itu saya simpan di atas meja dekat peralatan dekorasi pengantinku," kata Sito.

Tak diharap lagi, tiba-tiba peralatan dekorasi pengantin yang terkubur selama 9 bulan di areal likuefaksi Petobo ditemukan kembali dalam kondisi tak terkena lumpur, Senin (5/8/2019)
Tak diharap lagi, tiba-tiba peralatan dekorasi pengantin yang terkubur selama 9 bulan di areal likuefaksi Petobo ditemukan kembali dalam kondisi tak terkena lumpur, Senin (5/8/2019) (KOMPAS.com/ERNA DWI LIDIAWATI)

Menurut Sito, ia meminta pemulung yang berada di atas lokasi rumahnya untuk terus menggali lebih dalam.

"Mereka sempat tanya saya, barang apa itu? Saya jelaskan kalau barang itu adalah peralatan untuk dekorasi pengantin. Akhirnya mereka bantu gali," kata Sito.

Akhirnya, setelah dilakukan proses penggalian, terlihat sebuah karung putih dan sejumlah barang dekorasi lainnya.

Sito kemudian sujud syukur dan berbahagia karena melihat sejumlah barang dekorasi pengantin miliknya bisa diselamatkan.

Anehnya, meski tertimbun tanah dan lumpur, peralatan dekorasi pengantin milik Sito masih dalam kondisi baik, karena tidak kotor akibat lumpur.

"Posisinya ada di bawah reruntuhan bangunan rumahku. Waktu bencana terjadi, saya sudah tidak harap lagi ini. Saya pikir ini sudah tidak didapat lagi. Kemarin sudah hampir 9 bulan, baru ditemukan,” tutur Sito.

Masa-masa jaya sebelum bencana

Usaha dekorasi pengantin ini sudah ditekuni Sito sejak 10 tahun lalu.

Awalnya, ia ikut bersama usaha milik orang lain.

Namun, baru tiga bulan sebelum bencana, ia kemudian mendirikan usaha dekorasi pengantin dengan berbekal pengalamannya.

Untuk sekali sewa peralatan dekorasi, Sito bisa mendapat Rp 5 juta hingga Rp 7 juta.

Sebelum bencana terjadi, orang yang menyewa bisa 3 sampai 4 orang dalam sehari.

Jasa sewa peralatan dekorasi pengantin milik Sito sudah melayani di luar Kota Palu, seperti Ampana, Toli Toli, Parigi Moutong dan sejumlah kota lain di Sulawesi Tengah.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved