Pemprov Sulteng Perkenalkan Padi dan Jagung Khusus Lahan Kering pada Petani Terdampak Bencana
BPTP Sulteng menggelar panen perdana padi dan jagung pascabencana di Desa Karawana, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Kamis siang.
Penulis: Haqir Muhakir | Editor: Imam Saputro
TRIBUNPALU.COM, PALU - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Sulawesi Tengah, menggelar panen perdana padi dan jagung pascabencana di Desa Karawana, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Kamis (15/8/2019) siang.
Panen perdana itu menjadi harapan baru bagi petani di Kabupaten Sigi, yang sumber air ladangnya hilang akibat gempabumi dan likuefaksi 28 September 2018 lalu.
Dengan menggunakan varietas padi khusus untuk lahan kering yang dikenal sebagai padi ladang atau padi gogo, dan jagung varietas sukmaraga, lahan pertanian seluas 8.000 hektare yang kering bisa kembali ditanami.
Konsep pertanian itu, dikenalkan oleh BPTP dengan maksud untuk membangkitkan pertanian di Kabupaten Sigi pasca terjadinya bencana.
Uji coba tanam perdana di Desa Karawana itu menjadi perkenalan kepada petani.
BPTP menggandeng petani dan menggunakan lahan seluas 13 hektare.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulteng, Trie Iriany Lamakampali mengatakan, hal itu membuktikan bahwa di tengah keterbatasan, masih banyak hal yang bisa dilakukan.
Sebab, rusaknya jaringan irigasi Gumbasa akibat gempa bumi dan likuefaksi di wilayah pertanian Kabupaten Sigi itu, mengakibatkan sebanyak 8.000 hektar lahan kering.
"kita harus move on untuk bekerja demi perekonomian keluarga," kata Trie, sapaannya.
Olehnya itu, dia mengajak para petani di daerah itu untuk menggunakan padi gogo varietas, padi khusus untuk lahan kering.
Bagi petani jagung, bisa menggunakan varietas sukmaraga.
Sambil menunggu pengerjaan jaringan irigasi Gumbasa selesai dan bisa dimanfaatkan kembali oleh petani.
”Hari ini kita saksikan bersama hasil dari padi gogo," sebutnya.
(TribunPalu.com/Muhakir Tamrin)