Palu Hari Ini

Deretan Kasus Pelecehan Seksual di Huntara Palu, Dari Perekaman Kamar Mandi hingga Kekerasan Suami

Kekerasan terhadap perempuan dan anak di hunian sementara untuk penyintas gempa di Palu mencapai 14 kasus

swissinfo.ch
ILUSTRASI pelecehan seksual. 

TRIBUNPALU.COM - Kekerasan terhadap perempuan dan anak di hunian sementara untuk penyintas gempa di Palu mencapai 14 kasus berdasarkan data dari Januari hingga Juli 2019.

Data itu disampaikan Perkumpulan Lingkar Belajar untuk Perempuan (LIBU Perempuan).

Direktur LIBU Perempuan, Dewi Rana Amir, mengungkapkan dari 14 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang dilaporkan ke lembaganya antara Januari hingga Juli 2019, separuhnya adalah kasus pelecehan seksual, yakni mengintip perempuan yang sedang mandi.

Modusnya adalah menyimpan cermin di kamar mandi hingga melubangi dinding lalu direkam dengan kamera ponsel.

Modus yang terakhir disebutkan terjadi di salah satu rumah hunian sementara (huntara) di Palu.

Walikota Palu Tunda Asistensi Dispora, Hidayat: Jangan Mengikuti Finalisasi Jika Tak Kuasai RKA

Seorang Sopir di Banggai Ditangkap Karena Kepemilikan Sejata Rakitan dan Amunisi Aktif

“Korbannya seorang ibu muda yang sedang mandi. Yang memvideokan anak SMA,” ujar koordinator LIBU, Maya Shafira.

Pemerintah dan sejumlah donor mendirikan huntara sebagai rumah sementara untuk para penyintas bencana alam gempa di pesisir Teluk Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, pada 28-29 September tahun lalu.

Hingga saat ini, di Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong telah dibangun 699 unit huntara.

Setiap unit huntara itu terdiri dari sejumlah blok.

Mirip bedeng, satu blok terdiri dari beberapa bilik, biasanya 12, meskipun ada yang satu blok hanya empat bilik.

Biliknya rata-rata berukuran 5 x 4 meter, walau ada yang lebih kecil.

Satu bilik diperuntukkan bagi satu kepala keluarga.

Saat ini sebanyak 8.808 kepala keluarga dengan sekitar 33.092 jiwa tinggal di penampungan ini.

Para penyintas tinggal di huntara ini sampai huntap selesai dibangun. Huntap adalah akronim dari hunian tetap—sebuah rumah pengganti.

Diperkirakan mereka akan tinggal di huntara dua tahun, bisa juga lebih lama lagi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved