Palu Hari Ini

Deretan Kasus Pelecehan Seksual di Huntara Palu, Dari Perekaman Kamar Mandi hingga Kekerasan Suami

Kekerasan terhadap perempuan dan anak di hunian sementara untuk penyintas gempa di Palu mencapai 14 kasus

swissinfo.ch
ILUSTRASI pelecehan seksual. 

Kekerasan oleh suami

Namun, bagi Vindy (40), belum juga setahun tinggal di huntara, hidupnya sudah nyaris tamat.

Gara-gara urusan sepele, soal lampu, ibu tiga anak ini pada Juni lalu dihajar suami sirinya, Hakim (30) sampai korban babak belur.

Menurut Vindy, sebenarnya, sang suami sudah bersikap kasar kepadanya sejak sebelum mereka tinggal di huntara. “Sejak menikah 2017 silam,” ujar dia.

Namun setelah mereka tinggal di huntara, kekasarannya menjadi-jadi. Serasa di neraka saja jadinya.

Puncaknya pada Juni 2019 lalu. Waktu itu kakaknya datang mengunjunginya di huntara.

Vindy amat menghormati kakaknya ini karena sering diberi makan. Sementara suaminya tidak bekerja.

Untuk menyenangkan kakaknya, dia menyalakan lampu.

Namun, suaminya yang sedang tidur minta lampu itu dimatikan kembali sambil marah-marah.

“Akhirnya kakakku so bamarah. Dia pukul paituaku (suami),” katanya.

Akibat keributan itu, Hakim hengkang ke rumah orangtuanya di Mamboro.

Selang beberapa hari, Vindy mendatangi rumah mertuanya untuk mendamaikan keributan itu.

Tapi di sana ia malah dianiaya suaminya.

“Dia pukul saya dari belakang dan saya pun terjatuh. Kemudian dia injak lagi saya sambil mengatakan ‘sudah begini kau injak-injak harga dariku’. Begitu dia bilang,” ujarnya.

Dengan berat hati Vindy melaporkan penganiayaan itu ke polisi.

Karena keduanya menikah secara agama, tidak ada buku nikah, suaminya dilaporkan untuk pasal tindak penganiayaan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pelecehan Seksual di Huntara Korban gempa Palu, dari Cermin di Toilet hingga Rekam Video", 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved