Gempa Bumi Hari Ini
Update Gempa Magnitudo 6,8 di Ambon, Satu Bangunan Universitas Pattimura Rusak Ringan
Menurut hasil analisis, gempa magnitudo 6,8 di Ambon, Maluku ini terjadi di darat dengan intensitas maksimum VII-VI MMI.
TRIBUNPALU.COM - Pada Kamis (26/9/2019) pagi, BMKG mencatat gempa dangkal dengan magnitudo 6,8 terjadi di wilayah Ambon, Provinsi Maluku.
Gempa terjadi pada pukul 06:46:45 WIB.
Pusat gempa bumi berada di darat dengan koordinat 3.38 Lintang Selatan (LS),128.43 Bujur Timur (BT) atau 40 kilometer timur laut Ambon, Provinsi Maluku.
Hiposenter gempa bumi berada di kedalaman 10 kilometer.


• BMKG Catat Gempa Bumi Magnitudo 6.8 Terjadi di Wilayah Ambon, Kamis Pagi
Nilai ini menunjukkan guncangan kuat dan kemungkinan membuat kerusakan untuk bangunan yang tidak tahan gempa.
Laporan kerusakan terkini dari Pusdalops BNPB menyebutkan satu unit jembatan retak (rr) di Ambon, satu bangunan Universitas Pattimura rusak ringan.
Informasi update gempa magnitudo 6,8 di Ambon, Provinsi Maluku ini disampaikan oleh plt Kapusdatinmas BNPB, Agus Wibowo.
Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa bumi kembali terjadi di wilayah Ambon, Provinsi Maluku pada Kamis (26/9/2019) pagi, hanya berselang kurang dari satu jam dari gempa sebelumnya.
Melalui informasi yang diunggah di akun Twitter BMKG @infobmkg, gempa bumi magnitudo 5.6 terjadi pada pukul 07:39:53 WIB.
Pusat gempa berada di titik koordinat 3.63 Lintang Selatan (LS), 128.36 Bujur Timur (BT) atau 18 kilometer timur laut Ambon.
Hiposenter gempa ini berada di kedalaman 10 kilometer.
BMKG juga menginformasikan, gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
• Update Gempa Magnitudo 6,8 di Ambon, Satu Bangunan Universitas Pattimura Rusak Ringan
• Aksi Demo di Palu Ricuh, Akses ke Gedung DPR Provinsi Sulteng Dibuka Dengan Lemparan Batu
Sebelumnya, gempa bumi magnitudo 6.8 terjadi di wilayah Ambon, Provinsi Maluku pada Kamis (26/9/2019) pagi.
Menurut informasi yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui akun Twitter resminya @infoBMKG, gempa bumi terjadi pada pukul 06:46:45 WIB.
Pusat gempa berada di titik koordinat 3.38 Lintang Selatan (LS), 128.43 Bujur Timur (BT).
Pusat gempa berada di darat, sekitar 40 kilometer timur laut Ambon.
Hiposenter gempa bumi ada di kedalaman 10 kilometer.
Gempa bumi dirasakan dengan MMI II di Banda, MMI II-III di Paso, MMI V di Ambon dan Kairatu.
Mengingat letak wilayah Indonesia di Cincin Api Pasifik, gempa bumi dan gunung meletus menjadi fenomena alam yang biasa terjadi.
Ketika gempa bumi terjadi, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk tetap aman dan selamat.
Berikut tindakan yang perlu kamu lakukan saat gempa terjadi, sebagaimana dikutip dari laman bmkg.go.id.
1. Tetap tenang
Saat gempa terjadi, berusahalah untuk tidak panik dan tetap tenang!
Tarik napas sedalam-dalamnya, lalu lihatlah keadaan sekitar dan pilihlah tempat yang aman untuk berlindung.
2. Di dalam rumah
Jika pada saat gempa sedang berada di dalam penginapan, berusahalah menyelamatkan diri dan orang yang ada di sekitarmu.
Berlindung di bawah meja adalah tempat terbaik untuk melindungi diri dari benda-benda yang berjatuhan akibat gempa.
Setelah itu, lindungi kepala dengan benda empuk.
Misalnya bantal, helm, papan, atau yang paling praktis kamu bisa menggunakan kedua tangan dengan posisi tertelungkup.
3. Di luar ruangan
Jika pada saat gempa terjadi kamu sedang berada di luar ruangan tindakan pertama yang harus dilakukan adalah bergerak menjauhi gedung dan tiang lantas menuju daerah terbuka.
Tetap tenang dengan menarik napas dalam-dalam dan jangan lakukan apa pun.
Sebab, biasanya setelah gempa pertama akan terjadi gempa susulan.
4. Di kerumunan
Jika saat itu kamu sedang berada di kerumunan, biasanya akan terjadi kepanikan.
Untuk menghindari hal tersebut. kamu bisa perhatikan arahan petugas penyelamat dan usahakan langsung menuju ke tangga darurat untuk menuju daerah terbuka.
5. Di gunung atau dataran tinggi
Jika gempa terjadi saat kamu sedang berada di gunung, bergeraklah menuju daerah lapang untuk berlindung.
Hindari daerah dekat lereng karena ada kemungkinan akan menimbulkan longsor dan mengancam keselamatan jiwa.
6. Di laut
Gempa di bawah laut bisa menimbulkan gelombang tsunami.
Jika gempa itu terjadi, bergeraklah ke dataran yang lebih tinggi.
7. Di dalam kendaraan
Bagi yang sedang melakukan perjalanan saat terjadi gempa, berpeganglah erat-erat agar tak terjatuh.
Berhentilah di tempat yang lapang dan berhentilah di sana.
Dalam kejadian gempa ada Skala MMI.
Apa yang dimaksud Skala MMI itu?
Skala MMI (Modified Mercalli Intensity) adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa.
Skala MMI dibagi menjadi 12 kategori berdasarkan informasi korban selamat dan kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi tersebut.
I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.
II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang
III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh banyak orang dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan berbunyi.
V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerbah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Tiap-tiap orang kelaur rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.
Pada bangunan yang kontruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada banguna dengan konstruksi yang kuat.
Retak-retak pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bnagunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama seklai, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI
Hancur sama sekali, gelombang pada permukaan tanah. Pemandangan gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
(TribunPalu.com)