4 Tanda Seseorang telah Meremehkan dan Merendahkan Penyakit Mental

Adanya stigma membuat pengidap penyakit mental merasa malu dan takut untuk mencari bantuan.

apa.org
ILUSTRASI gangguan mental. 

Padahal, menurut penelitian, orang-orang dengan gangguan mental cenderung menjadi korban kekerasan, bukan pelaku.

Sebuah studi pada 2015 juga menunjukkan bahwa hanya ada 5% pelaku penembakan massal yang mengidap penyakit mental.

3. Menyebut pengidap penyakit mental sebagai “orang gila”

Sering sekali frasa “orang gila” digunakan untuk menghina seseorang dengan penyakit mental.

Istilah yang cenderung merendahkan inilah yang pada akhirnya semakin melanggengkan gagasan tidak akurat mengenai penyakit mental.

Menurut Dan Reidenberg, direktur eksekutif Suicide Awareness Voices of Education, adanya stigma membuat pengidap penyakit mental merasa malu dan takut untuk mencari bantuan.

“Komentar-komentar tidak sopan itu yang mengacaukan pikiran mereka. Banyak orang menganggap sebutan 'orang gila' sebagai hal sepele, namun kenyataannya, itu melukai hati mereka yang memiliki masalah mental,” paparnya.

Demi Kesehatan Mental dan Fisik, Ini 6 Alasan Kita Harus Akhiri Hubungan dengan Orang-orang Toxic

5 Jenis Olahraga Terbaik untuk Atasi Stres dan Jaga Kesehatan Mental, Mulai dari Yoga hingga Zumba

Daftar 10 Makanan Terbaik untuk Menjaga Kesehatan Mental, Ada Bayam hingga Yogurt

4. Mendiskriminasi pengidap penyakit mental

Jika ada pengidap penyakit mental yang menunjukkan perilaku abnormal, banyak orang akan menghujatnya.

Menurut Laura Nitzberg, asisten direktur untuk kerja sosial psikiater di University of Michigan Medical Center, hal tersebut menunjukkan sikap negatif terhadap gangguan mental.

“Kita perlu melihat diri sendiri ketika berada di sekitar orang yang mengidap penyakit mental. Kita perlu mengatasi prasangka dan bias yang diciptakan sendiri,” katanya.

Yang perlu digarisbawahi adalah: penyakit mental harus diperlakukan dengan sensitivitas dan pemahaman yang sama dengan penyakit fisik.

Semua orang harus menyadari bahwa mereka mungkin juga mendorong stigma buruk yang berkembang di masyarakat dan harus segera mengoreksinya.

“Kita semua memliki peran untuk mengurangi dan menghilangkan stigma terkait penyakit mental,” kata Reidenberg.

“Jika Anda mendengar seseorang mengatakan hal buruk tentang gangguan mental, tegurlah dia. Jika membaca sesuatu yang salah tentang penyakit mental, jelaskan kepada orang lain bahwa itu tidak benar. Yang paling penting, coba lihat cermin dan tanyakan pada diri sendiri: ‘Apakah saya ingin menjadi seseorang yang mendiskriminasi orang lain hanya karena penyakitnya?'” pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judul Empat Tanda Anda Meremehkan dan Merendahkan Penyakit Mental

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved