Kisah Maria Marseli, Guru Honorer Mengabdi di Flores selama 7 Tahun dan Digaji Rp75.000 per Bulan

Maria Marseli (27) menjadi guru honorer di sebuah SD di Desa Persiapan Mahe Kalen, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, NTT sejak tahun 2013.

KOMPAS.COM/NANSIANUS TARIS
Siswa-siswi dan guru saat melakukan aktivitas pembelajaran di bangunan darurat SDN Kepiketik, Desa Persiapan Mahe Kelan, Kecamatan Waigete, Kabuapaten Sikka, Flores, NTT, Jumat (8/11/2019). 

Maria Marseli (27) mengajar para siswanya di bangunan darurat berlantai tanah, berdinding pelepuh bambu, dan beratapkan seng.

Bangunan darurat tersebut hanya digunakan saat musim kemarau.

Selama empat tahun, gedung sekolah tersebut sangat memprihatinkan.

Atapnya bocor dan dindingnya lapuk termakan usia.

Lubang juga menganga di atap dan dinding bangunan sekolah.

Saat musim hujan tiba, para siswa dan guru akan bergabung di ruangan yang lebih aman.

Martha Matrona, salah seorang guru SDN Kepiketik mengatakan sudah empat tahun bangunan darurat itu dalam keadaan reyot tanpa perbaikan.

Martha menyebut, bangunan darurat itu sudah tidak layak dipakai untuk aktivias pendidikan.

Tetapi, karena keterbatasan ruangan, bangunan itu tetap digunakan.

"Saat kemarau saja bangunan ini digunakan. Kalau hujan sudah tidak bisa lagi. Air hujan masuk melalui lubang atap dan dinding bangunan," ungkap Martha.

(Kompas.com/Nansianus Taris)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Tahun Jadi Guru di Flores dan Digaji Rp 75.000 Per Bulan: Saya Mengabdi dengan Tulus"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved