5 Kerusakan Alam yang Disebabkan Manusia Sepanjang 2019: Paus Mati dengan 40 Kg Plastik di Filipina

Dampak destruktif aktivitas manusia terhadap alam terjadi selama 2019. Kebakaran hutan Amazon hingga paus mati dengan 40 kg sampah di perutnya.

Facebook.com/D' Bone Collector Museum Inc.
40 kg sampah plastik ditemukan dalam organ pencernaan paus yang mati terdampar di Filipina pada Maret 2019 lalu. 

Yakni, dengan menebang seluruh vegetasi, membiarkannya kering, lalu membakarnya.

Deforestasi ini menyebabkan kasus kebakaran yang sulit dikendalikan di Amazon.

Presiden Brazil, Jair Bolsonaro, mengumumkan larangan terhadap metode slash and burn tahun ini untuk menghentikan persebaran titik api.

Namun, akhirnya dia malah mencabut larangan itu.

Dua hari setelah larangan ini dicabut, 4.000 titik api baru muncul.

Antara bulan Januari hingga Agustus 2019, jumlah titik api dilaporkan mencapai 72.000.

Ini adalah angka tertinggi sejak 2013, menurut laporan The Independent.

"Apa yang kita alami saat ini adalah krisis yang sebenarnya, yang dapat berubah menjadi tragedi, saat api menjadi semakin besar daripada yang ada saat ini jika tidak segera dihentikan," kata Tasso Azevedo, seorang anggota kelompok anti-deforestasi.

Masifnya Kebakaran Amazon hingga Pecahkan Rekor, Peta Ini Tunjukkan Parahnya Sebaran Titik Api

Kebakaran Masif Landa Hutan Hujan Amazon di Brazil, Asapnya Dapat Terlihat dari Luar Angkasa

3. Gambar mata di batupasir di Capitol Reef National Park di Utah, Amerika Serikat.

Gambar mata di batupasir di Capitol Reef National Park, Utah, AS.
Gambar mata di batupasir di Capitol Reef National Park, Utah, AS. (Facebook/Capitol Reef National Park)

Pada Juni 2019, para pekerja di Capitol Reef National Park di Utah, AS menemukan gambar mata pada bebatuan di sebuah area yang dikenal dengan nama Temple of the Moon.

Pihak taman nasional mengatakan, pahatan gambar mata sepanjang dua kaki dan selebar 17 inci itu sangat dalam.

Sampai-sampai pahatan gambar tidak bisa dihilangkan.

"Rasanya sangat mengganggu saat ada orang yang merasa mereka harus meninggalkan jejak atau tanda di sebuah lanskap alam," kata pengawas Capitol Reef National Park, Sue Fritzke kepada The Salt Lake Tribune.

"Itu sangat mengganggu saya," tambahnya.

Di Amerika Serikat, siapa pun yang merusak permukaan apa pun di sebuah taman nasional dianggap telah melakukan tindak kriminal federal.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved