Bos BUMN Makan di Restoran Mewah saat Perusahaannya Rugi, Erick Thohir Ingatkan Tentang Akhlak

Staf Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Arya Sinulingga menceritakan bosnya pernah merasa kecewa terhadap salah satu petinggi BUMN.

Instagram/erickthohir
Menteri BUMN Kabinet Indonesia Maju (2019-2024) Erick Thohir. 

TRIBUNPALU.COM - Staf Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Arya Sinulingga menceritakan bosnya pernah merasa kecewa terhadap salah satu petinggi BUMN.

Kekecewaan itu dikarenakan bos BUMN yang dimaksud makan di restoran mewah, padahal perusahaan yang dipimpin tengah memiliki masalah finansial.

Menurut dia, sebagai petinggi BUMN seharusnya bisa prihatin terhadap kondisi perusahaan saat sedang merugi. Apalagi kerugian BUMN, katanya, merupakan kerugian untuk negara. 

"Bukan tidak boleh (makan di restoran mewah), untuk sesuatu yang layak kita dapatkan. Tapi harus punya hati dan akhlak ketika perusahaan rugi ya mereka ikut prihatin (sesuaikan) gaya hidup," ucapnya.

"Kalau dia pengusaha swasta punya uang sendiri, kalau rugi yang kena keluarganya. Kalau BUMN rugi larinya ke negara," tambahnya.

Untuk itu, Erick Thohir berpesan agar para petinggi BUMN mempunyai akhlak yang baik. Hal itu sebagai bekal untuk membawa BUMN menjadi perusahaan berkinerja baik.

"Pak Erick juga sampaikan bahwa bila BUMN baik maka ekonomi Indonesia juga baik, Pak Erick sampaikan juga dibutuhkan akhlak baik para pemimpin BUMN ini," kata Arya.

Baru Jabat Menteri BUMN, Erick Thohir Buat Gebrakan: Tarik Ahok, Sapu Bersih Pejabat Eselon I

Jabat Menteri BUMN, Erick Thohir Punya Deretan Pekerjaan Rumah Ini

Pekerjaan Rumah Erick Thohir Sebagai Menteri BUMN

Presiden Jokowi menunjuk Erick Thohir sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Kabinet Indonesia Maju menggantikan Rini Soemarno.

Sejauh mana Erick bisa memimpin kementerian ini?

Urusan memperbaiki kinerja suatu perusahaan memang bukan hal baru bagi Erick.

Namun, sukses menyelamatkan satu perusahaan swasta hingga bisa tumbuh dan melahirkan beberapa anak perusahaan jelas tidak sebanding dengan tanggung jawab menteri BUMN yang harus mengasuh 115 perusahaan pelat merah.

Erick Thohir
Erick Thohir (Igman Ibrahim)

 Iuran BPJS Kesehatan Naik 100 Persen, Apa Dampaknya pada Peningkatan Pelayanan Kesehatan?

 Viral di Medsos, 6 Fakta Seputar Anggaran Disdik DKI Jakarta Rp82,8 Miliar untuk Lem Aibon

 Kronologi Perseteruan Awkarin dengan Illustrator Nadiyah Rizki yang tengah Viral, Bermula dari 2015

 Oknum Suporter Rusak Gelora Bung Tomo, Gubernur Khofifah: Malu Rek!

Embel-embel perusahaan negara membuat Erick maupun jajaran Direksi ratusan BUMN yang dipimpinnya tidak bisa hanya fokus mengejar keuntungan semata.

Kepala Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB-UI), Toto Pranoto, merujuk pada Undang-Undang BUMN Nomor 19 tahun 2003, yang menyebut tugas BUMN tidak serta merta hanya bermotif komersial. Namun juga bisa mendapatkan tugas dari pemerintah yang sifatnya melayani kepentingan umum atau Public Service Obligation (PSO).

“Maka sering terjadi konflik, karena di satu sisi BUMN harus mencari keuntungan dan di sisi lain harus melayani kepentingan publik. Tentu, yang ideal ialah BUMN bisa melayani dua sisi tersebut dengan baik,” kata Toto.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved