Hari Guru Nasional, Simak Kisah 3 Guru Inspiratif dari Berbagai Daerah Pedalaman di Indonesia

Memperingati Hari Guru Nasional, ada banyak kisah guru inspiratif di berbagai daerah di Indonesia. Simak tiga di antaranya.

TribunPekanbaru.com
Ilustrasi hari guru nasional 

Setiap dua kali dalam seminggu Diana membacakan big book yang ia buat pada siswa.

"Seminggu dua kali saya membacakan big book pada anak, cara membaca juga harus menarik perhatian siswa," kata Diana dikutip dari Kompas.com.

Diana menerapkan langkah membaca bersama, kemudian mencocokkan prediksi siswa.

Lalu pada akhir sesi, guru meminta siswa untuk membuat akhir cerita sesuai kata-kata sendiri.

Dengan begitu siswa mampu memahami apa yang telah mereka baca, tidak hanya sebatas membaca.

Sampaikan Belasungkawa untuk Goo Hara, Sederet Artis Korea Batalkan Agenda Mereka

Gaji Direksi dan Komisaris Pertamina Capai Rp 3,2 Miliar Per Bulan, Ini Penjelasan Pertamina

2. Bertha Buadera, seorang guru honorer yang hanya digaji Rp 800 ribu



Guru honorer Bertha Buadera saat mengajari anak muridnya di SD Filial 004 Samarinda Utara di Kampung Berambai, Selasa (12/11/2019).
Guru honorer Bertha Buadera saat mengajari anak muridnya di SD Filial 004 Samarinda Utara di Kampung Berambai, Selasa (12/11/2019). (KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON)

Bertha Baudera merupakan guru honorer yang mengajar di SD Filial 004 Samarinda Utara.

Sudah 10 tahun ia menjadi guru honorer dengan gaji yang hanya Rp 800 ribu.

Ia harus berjalan kaki setiap hari sejauh dua kilometer dari rumahnya di tengah hutan menuju sekolah.

Dikutip dari Kompas.com, saat jadi guru honor pertama kali, ia memperoleh gaji Rp 150 ribu per bulan.

Uang yang ia peroleh dari gaji sebagai guru honorer tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, yang terdiri dari suami dan seorang anak.

Untuk mencukupi kebutuhannya Bertha dan suami melakukan pekerjaan sampingan bertani dan berjualan.

"Biasa pulang sekolah saya jualan pisang, ubi, dan sayur-sayuran di pasar malam," kata Bertha dikutip dari Kompas.com.

Selain gaji yang tidak cukup untuk hidup sebulan, Bertha juga mengeluhkan fasilitas sekolah yang hanya punya satu gedung dan beban kerja.

"Fasilitas kurang, kami mau praktik susah. Sementara di buku kurikulum menganjurkan banyak praktik," ujar Bertha.

Ada Isu Calon Menteri Diminta Setor Rp500 Miliar, Istana: Itu Tidak Masuk Akal

Viral Kisah Wanita Meninggal Usai Melahirkan, Suami Siapkan Buket Bunga Tapi Dapat Kabar Duka

Miliki Poin Tinggi di MotoGP 2019, Marc Marquez Sebut Penampilannya Tak Wajar

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved