Hari AIDS Sedunia
Sejarah ARV, Obat yang Disebut Selamatkan 13,6 Juta Jiwa dari HIV/AIDS
Pada peringatan Hari AIDS Sedunia 2019 ini, Kementerian Kesehatan merilis data jumlah infeksi HIV di Indonesia per Juni 2019 sebanyak 349.882 kasus.
dr. Samsuridjal mengatakan bahwa sebelum adanya ARV, seorang ODHA yang sudah dalam kondisi infeksi oportunisktik atau HIV berat, diperkirakan hanya dapat bertahan hidup selama 6 bulan atau paling lama 2 tahun.
"Jadi pada waktu itu yang ramai di setiap negara adalah pembuatan shelter untuk menampung penderita HIV.
Ada di mana-mana, Amerika, Eropa, Thailand, dan Indonesia.
Waktu itu mempersiapkan shelter karena belum ada ARV yang bisa menekan virus tersebut," ungkapnya.
Namun semenjak hadirnya ARV ini, angka kematian menjadi menurun.
dr. Samsuridjal juga menambahkan bahwa saat ini ada 300 ribu orang yang telah diketahui terinfeksi HIV di Indonesia, dan 120 ribu orang mengonsumsi ARV secara teratur.
"Karena itulah Kemenkes bersama LSM dengan para profesi sekarang yang sangat dianjurkan adalah kita bisa mendeteksi.
Barangkali kita masih punya sekira 300 ribuan lagi ODHA yang belum terdeteksi HIV.
Dari yang (ODHA) sudah produktif sebagian ada yang sudah bisa berpenghasilan dan memang sebagian besar mereka usaha mandiri," ungkapnya.
• Peringatan World Antibiotic Awareness Week, Kemenkes Ingatkan Tidak Sembarangan Pakai Antibiotik
• Divonis Autoimun, Penampilan Ashanty Tampak Berubah, Istri Anang Hermansyah Ungkap Curhatan Pilu
Strategi STOP
Bertepatan dengan peringatan Hari AIDS Sedunia ini, Kemenkes memperkenalkan strategi STOP sebagai langkah untuk mencegah atau menghentikan endemi virus HIV/AIDS.
Strategi STOP terdiri atas Suluh, Temukan, Obati, dan Pertahankan.

- Suluh melalui edukasi, sehingga dicapai 90% masyarakat paham HIV.
- Temukan melalui percepatan tes dini - akan dicapai 90% ODHA tahu statusnya.
- Obati - 90% ODHA segera mendapat terapi ARV.
- Pertahankan - 90% ODHA yang ART tidak terdeteksi virusnya.
(TribunPalu.com/Clarissa Fauzany)