Hari AIDS Sedunia

Sejarah ARV, Obat yang Disebut Selamatkan 13,6 Juta Jiwa dari HIV/AIDS

Pada peringatan Hari AIDS Sedunia 2019 ini, Kementerian Kesehatan merilis data jumlah infeksi HIV di Indonesia per Juni 2019 sebanyak 349.882 kasus.

Instagram.com/kemenkes_ri/ dan Twitter.com/KemenkesRI
Peringatan Hari AIDS Sedunia 2019 

TRIBUNNEWS.COM - Pada peringatan Hari AIDS Sedunia 2019 ini, Kementerian Kesehatan merilis data jumlah infeksi HIV di Indonesia per Juni 2019 sebanyak 349.882 kasus.

Secara lebih rinci, Kemenkes menyebutkan bahwa angka tersebut didominasi oleh rentang usia 25 hingga 49 tahun, yaitu sebanyak 71%.

Meski begitu, di sisi lain Kemenkes menyatakan bahwa angka infeksi HIV pada tahun 2000 hingga 2018 mengalami penurunan hingga 37%.

Kemenkes juga menyebut bahwa terjadi penurunan angka kematian terkait HIV mencapai 45%.

Dikatakan bahwa hal tersebut salah satunya berkaitan dengan penemuan ARV sebagai obat untuk penderita HIV/AIDS atau yang sering disebut sebagai ODHA.

"Antara tahun 2000-2018, infeksi HIV turun 37% & kematian terkait HIV turun 45%,  sebanyak 13,6 juta jiwa diselamatkan karena (ARV) ART.

Prestasi ini hasil dari upaya besar program HIV nasional yg didukung masyarakat & mitra pembangunan internasional.

Peringatan Hari Aids Sedunia, Kemenkes Ajak Jauhi Penyakitnya, Bukan Orangnya

#StopStigma #WorldAIDSDay2019" tulis Kemenkes melalui Twitter @KemenkesRI pada Minggu (1/12/2019).

Peringati Hari Anak Sedunia, Choi Siwon dan Artis SM Lainnya Rilis Lagu This is Your Day

Peringatan Hari Aids Sedunia, Kemenkes Ajak Jauhi Penyakitnya, Bukan Orangnya

Hari Kesehatan Nasional, Puluhan Anak di Kecamatan Marawola, Sigi Ikut Sunatan Massal

Lalu, bagaimana perjalanan ARV di Indonesia?

Dikutip dari siaran pers Kementerian Kesehatan yang diunggah pada laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, antiretroviral (ARV) adalah obat yang ampuh menekan virul HIV/AIDS dalam tubuh orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Pemberian ARV kepada ODHA secara teratur dapat membantu seorang penderita HIV/AIDS hidup selayaknya orang yang tidak menderita penyakit tersebut.

Dikatakan bahwa dengan pemberian obat tersebut, seorang penderita HIV/AIDS menjadi bisa bekerja hingga berkeluarga.

Tidak berhenti sampai di situ, pemberian ARV juga disebut berguna mencegah penularan virus kepada pasangan maupun anak dari ODHA.

Ketua Panli HIV AIDS PIMS Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD menjelaskan bahwa semenjak adanya ARV, angka kematian akibat HIV/AIDS menjadi menurun.

Jadi Tema Google Doodle, Ini Sejarah Hari Ayah Nasional yang Diperingati Setiap Tanggal 12 November

Kemenkeu Peringati Hari Oeang ke-73 Hari Ini, Yuk Simak Sejarah Uang Republik Indonesia

ARV pertama kali ada pada 1997 dan pemerintah Indonesia mulai menyediakan obat ARV ini secara cuma-cuma pada akhir 2014.

dr. Samsuridjal mengatakan bahwa sebelum adanya ARV, seorang ODHA yang sudah dalam kondisi infeksi oportunisktik atau HIV berat, diperkirakan hanya dapat bertahan hidup selama 6 bulan atau paling lama 2 tahun.

"Jadi pada waktu itu yang ramai di setiap negara adalah pembuatan shelter untuk menampung penderita HIV.

Ada di mana-mana, Amerika, Eropa, Thailand, dan Indonesia.

Waktu itu mempersiapkan shelter karena belum ada ARV yang bisa menekan virus tersebut," ungkapnya.

Namun semenjak hadirnya ARV ini, angka kematian menjadi menurun.

dr. Samsuridjal juga menambahkan bahwa saat ini ada 300 ribu orang yang telah diketahui terinfeksi HIV di Indonesia, dan 120 ribu orang mengonsumsi ARV secara teratur.

"Karena itulah Kemenkes bersama LSM dengan para profesi sekarang yang sangat dianjurkan adalah kita bisa mendeteksi.

Barangkali kita masih punya sekira 300 ribuan lagi ODHA yang belum terdeteksi HIV.

Dari yang (ODHA) sudah produktif sebagian ada yang sudah bisa berpenghasilan dan memang sebagian besar mereka usaha mandiri," ungkapnya.

Peringatan World Antibiotic Awareness Week, Kemenkes Ingatkan Tidak Sembarangan Pakai Antibiotik

Divonis Autoimun, Penampilan Ashanty Tampak Berubah, Istri Anang Hermansyah Ungkap Curhatan Pilu

Strategi STOP 

Bertepatan dengan peringatan Hari AIDS Sedunia ini, Kemenkes memperkenalkan strategi STOP sebagai langkah untuk mencegah atau menghentikan endemi virus HIV/AIDS.

Strategi STOP terdiri atas Suluh, Temukan, Obati, dan Pertahankan.

Strategi STOP HIV/AIDS
Strategi STOP HIV/AIDS (Twitter.com/KemenkesRI)
  • Suluh melalui edukasi, sehingga dicapai 90% masyarakat paham HIV.
  • Temukan melalui percepatan tes dini - akan dicapai 90% ODHA tahu statusnya.
  • Obati -  90% ODHA segera mendapat terapi ARV.
  • Pertahankan - 90% ODHA yang ART tidak terdeteksi virusnya.

(TribunPalu.com/Clarissa Fauzany)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved