Edhy Prabowo Akan Revisi Ekspor Benih Lobster, Susi Pudjiastuti Tak Mau Samakan Lobster dengan Nikel
Susi Pudjiastuti menanggapi sebuah artikel berita yang menyebutkan, Edhy Prabowo menyamakan ekspor benih lobster dengan nikel.
Lobster dengan berat antara 400 hingga 500 gram biasa dijual dengan harga rata-rata Rp600 ribu hingga Rp800 ribu.
Susi pun membandingkan harga tersebut dengan harga bibit yang dijual ke Vietnam dengan harga yang lebih murah.
Yakni hanya berkisar antara Rp100 ribu hingga Rp130 ribu.
"Bibitnya diambil dan dijual hanya dengan Rp 30.000 saja. Berapa rugi kita? Apalagi kalau lobsternya mutiara jenisnya. Di mana satu kilo mutiara bisa sampai Rp 4-5 juta," ucap Susi.
Dia menuturkan, seorang nelayan hendaknya tidak boleh bodoh melihat harga benih lobster yang sangat kecil mencapai Rp 100.000. Padahal, kalau dibesarkan, harganya lebih mahal dari itu.
"Satu ekor 400 gram itu sudah berapa harganya? Rp 1 juta. Kita jual ke Vietnam hanya dengan harga Rp 100.000 atau Rp 130.000. Nelayan tidak boleh bodoh dan kita akan dirugikan bila itu dibiarkan," imbuhnya.
• Soal Ekspor Benih Lobster, Fadli Zon Minta Edhy Prabowo Pertimbangkan Masukan dari Susi Pudjiastuti
• Reaksi Susi Pudjiastuti Soal Temuan PPATK Penyelundupan Lobster Rp 900 M: Lebih Gede dari Harley!
Terbaru, Susi Pudjiastuti menanggapi sebuah artikel berita yang menyebutkan, Edhy Prabowo menyamakan ekspor benih lobster dengan nikel.
Tanggapan itu juga disampaikan Susi Pudjiastuti melalui akun Twitter resminya, Selasa (17/12/2019) hari ini.
Susi menuliskan rentetan tanggapan dalam sebuah utas.
Dalam utas tersebut, Susi Pudjiastuti membandingkan perbedaan paling mendasar dari nikel dan lobster yang notabene merupakan sumber daya alam di Indonesia.
Sang mantan menteri KKP menyebutkan, nikel adalah sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui.
Sementara, lobster adalah sumber daya alam yang bisa diperbaharui dan akan terus ada dan banyak selama dijaga kelestariannya.
Susi juga mengingatkan, lobster merupakan satu dari sedikit sumber daya laut yang bisa ditangkap dengan mudah oleh pancing atau bubu yang dimiliki para nelayan kecil.
Sehingga, Susi menyebut pengambilan lobster dengan kapal besar atau alat modern tidak diperlukan, demi menjaga sumber penghidupan para nelayan kecil di pesisir.
Susi juga menolak pengelolaan ekstraktif, instan, dan masif pada sumber daya alam yang dapat diperbaharui.