Setuju UN Dihapuskan, Pernyataan Sophia Latjuba Ini Bikin Penonton Riuh: Bukannya Raport Udah Cukup?
Hadir di program Mata Najwa bahas wacana penghapusan Ujian Nasional (UN), Artis Sophia Latjuba sampaikan pernyataan yang menuai perhatian.
TRIBUNPALU.COM - Hadir di program Mata Najwa bahas wacana penghapusan Ujian Nasional (UN), Artis Sophia Latjuba sampaikan pernyataan yang menuai perhatian.
Sophia Latjuba hadir sebagai Tokoh Publik Peduli Pendidikan.
Dalam program yang dipandu Najwa Shihab ini, Sophia Latjuba ikut bersuara terkait wacana penghapusan Ujian Nasional.
Sophia Latjuba bahkan mendapat respons bagus dari penonton atas pernyataan yang dilontarkannya dalam program Mata Najwa ini.
Misalnya saja ketika dirinya menanggapi pembahasan terkait seleksi masuk sekolah SMP maupun SMA.
Mulanya, Sophia Latjuba memotong perdebatan antara Anggota Komisi X DPR Fraksi Gerindra, Sudewo dengan Komisioner KPAI, Retno Listyarti.
Perdebatan tersebut berawal dari Sudewo mempertanyakan bagaimana bentuk seleksi masuk sekolah bila Ujian Nasional dihapus.
"Yang saya pertanyakan bentuk seleksinya apa, kalau UN tidak ada?" ucap Sudewo seperti dikutip TribunnewsBogor.com dari tayangan Youtube Najwa Shihab, Kamis (19/12/2019).
Pertanyaan Sudewo itu langsung dijawab oleh Plt Dirjen Dikdasmen Kemendikbud, Totok Suprayitno.
Totok menjelaskan bahwa dalam penerimaan siswa sekolah SMP dan SMA dapat dikategorikan menjadi sistem zonasi, prestasi dan afirmasi.
"Nanti ada minimal 50 persen penerimaan siswa berbasiskan pada zonanya, kemudian sisanya afirmasi anak yang mendapat kartu Indonesia Pintar (KIP) dari keluarga kurang beruntung, kemudian maksimal sampai 30 persen anak yang berprestasi," jelas Totok.
• Kritik Keras Ujian Nasional, Nadiem Makarim: Tak Mungkin Prestasi Siswa Ditentukan Tes Pilihan Ganda
• Dukung Nadiem Makarim, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sebut Ujian Nasional Mahal dan Merusak Mental
• Klarifikasi Soal Ujian Nasional, Nadiem Makarim: Tidak Dihapus, Tapi Diganti dengan Sistem Baru

Ia pun menejelaskan, dalam meluluskan siswa, sekolah tidak hanya sekadar memberikan nilai akademik saja namun juga menyangkut kemampuan spesifik siswa.
Begitu juga dalam penerimaan siswa baru. Pihak sekolah tak hanya mempertimbangkan besarnya nilai dalam menerima siswa baru.
"Yang diberikan oleh guru, sekolah untuk meluluskan anak-anak tidak hanya nilai tapi bisa portofolio siswa," ujarnya.
"Kemudian kemampuan spesifik siswa jago olahraga, jago nari, jago melukis itu masuk portofolio siswa bisa jadi pertimbangan, tidak hanya dari prestasi saja," tambahnya.
Namun menurut Sudewo, proses penerimaan seperti itu dinilai tidak menjamin objektif.
"tidak menjamin seleksi itu objektif. Bisa karena dia punya akses ke sekolah tersebuy, bisa karena punya uang, bukan karena prestasinya yang tinggi," ucapnya.
Pernyataan politikus Gerindra itu pun langsung ditanggapu oleh Retno Listyarti.
Retno menjelaskan bahwa pendidikan adalah hak dasar yang harus dipenuhi negara.
"Atas dasar itu sistem zonasi sebenarnya berkeadilan, di mana seorang anak itu bisa sekolah dimanapun tanpa melihat Ujian Nasional, tanpa melihat yang lain, tetapi karena memang jarak, yang kedua kemampuan yang tidak hanya kecakapan akademik," jelasnya.
• Pesan Puan Maharani untuk Mendikbud Terkait Ujian Nasional: Jangan Buru-buru dan Merugikan Siswa
• Mendikbud Nadiem Makarim Pastikan Ujian Nasional Dihapus di Tahun Ajaran 2020/2021
Belum selesai berbicara, Sudewo tampak langsung hendak menanggapinya.
Namun yang terjadi justru perdebatan keduanya terhenti setelah Sophia Latjuba berbicara.
Sophia Latjuba nampak menyoroti ucapan Sudewo yang mempertanyakan bentuk seleksi penerimaan siswa bila tidak ada Ujian Nasioanal.
Sophia Latjuba juga tampak sekaligus meneruskan apa yang sebelumnya dijelaskan Totok maupun Retno.
"Sorry ya ini, simplify, bukannya rapot udah cukup ?" ucap Sophia Latjuba.

"Rapot sekolah, yang diberikan sekolah, apapun adalah hasil pembelajaraan si anak selama 6 tahun, 3 tahun, itu kan sudah cukup oleh SMP SMA, melihat, oh ini anak berkompetensi di sini kita bisa terima, kenapa harus Ujian Nasional, saya ga ngerti lho," tambahnya Sophia Latjuba.
Sontak pernyataan Sophia Latjuba itu disambut tepuk tangan penonton.
Terlihat beberapa narasumber pun tersenyum setelah mendengar pernyataan Sophia Latjuba.
Terlepas dari hal itu, Peneliti Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan, Anindito Aditomo justru menyoroti hal lain terkait Ujian Nasioanl maupun seleksi penerimaan siswa ini.
Menurutnya, persoalan yang sebetulnya harus diperhatikan adalah soal jumlah sekolah.
"Problem yang muncul, karena negara belum mencukupi jumlah sekolah, jadi yang harus dituntut adalah negara untuk memenuhi kewajibannya," singkatnya.
TONTON VIDEONYA :
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Hentikan Debat soal UN, Sophia Latjuba Bikin Penonton Mata Najwa Riuh : Bukannya Raport Udah Cukup?,