Satgas Tinombala Tangkap 5 Orang yang Akan Bergabung MIT Poso Pimpinan Ali Kalora

Personel Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala menangkap 5 orang yang diduga akan bergabung dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT)

Penulis: Haqir Muhakir | Editor: Imam Saputro
TRIBUNPALU.COM/Muhakir Tamrin
Kapolda Sulteng Irjen Polisi Syafril Nursal 

TRIBUNPALU.COM, PALU - Personel Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala menangkap 5 orang yang diduga akan bergabung dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.

Kapolda Sulteng, Irjen Pol Syafril Nursal mengatakan, ke-5 orang yang ditangkap itu diduga akan naik ke hutan Poso tempat persembunyian Kelompok MIT Poso pimpinan Ali Kalora.

Ke-5 orang yang ditangkap itu masing-masing bernama FF alias C, RS alias RW, AB, RWT, dan GD.

"Mereka ini mau naik ke atas gunung dan bergabung dengan DPO yang di Poso," jelas Kapolda Syafril, Kamis (2/1/2020) siang.

Lanjut Kapolda Syafril, selain 5 yang sudah ditangkap itu, masih ada sejumlah orang yang masuk daftar pencarian orang.

Olehnya, semua unsur yang terlibat, kata Kapolda Syafril, terus melakukan pengetatan di titik-titik perbatasan hutan dengan perkampungan yang dianggap rawan.

Lanjut Kapolda Syafril, penangkapan itu dilakukan agar tidak terjadi penambahan anggota MIT Poso.

Saat ditangkap, ke-5 orang tersebut dalam posisi siap bergabung dengan MIT Poso.

Ditangkap berturut-turut di sejumlah tempat berdebat di Sulteng mulai tanggal 26 Desember 2019 lalu.

"Mereka ditangkap dengan persiapan yang cukup matang, dengan peralatan-peralatan lengkap," ungkap Kapolda Syafril.

Penyidik dari kepolisian dan yim gabungan juga terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap dan menangkap pentolan MIT Poso mauoun yang akan bergabung dengan MIT Poso.

Diketahui, operasi Tinombala periode sebelumnya sudah berakhir pada 31 Desember 2019 lalu.

Namun kepolisian kembali memperpanjang waktu operasi Tinombala penumpasan kelompok MIT Poso.

Perpanjangan itu kata Kapolda Syafril akan terus dilakukan sampai semua anggota kelompok MIT Poso tertangkap.

"Kita akan terus perpanjang sampai semuanya tuntas, itu komitmen kami, fan sudah mendapat persetujuan Kapolri," terangnya.

Diberitakan sebelumnya, pascakontak tembak yang menewaskan satu orang personel Brimob Polda Sulteng, Operasi Satuan Tugas Tinombala terus mengejar dan memperluas wilayah pengejaran kepada kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Kasubbid Penmas Humas Polda Sulteng, Kompol Sugeng Lestari mengatakan, Satgas Operasi Tinombala baik yang ditempatkan di Parigi Moutong, di Poso, maupun di wilayah Kabupaten Sigi terus bergerak mempersempit pelarian dari 5 orang yang diduga anggota MIT Poso.

Lima orang yang diduga anggota MIT Poso pimpinan Ali Kalora tersebut melakukan penyerangan pada warga dan polisi usai Salat Jumat.

"Baik yang ada di pos-pos sekat maupun yang ada di wilayah polsek-polsek yang menjadi lokasi operasi Tinombala," jelas Sugeng.

Satgas Operasi Tinombala kata Sugeng, terus melakukan kegiatan-kegiatan untuk mempersempit ruang gerak dari para pelaku.

Satgas Operasi Tinombala maih terus bekerja dengan mengumpulkan keterangan dan mengolah TKP.

Selain itu lanjut Sugeng, tim pengejar terus melakukan penyisiran ke titik-titik yang diduga jadi lokasi pelarian.

"Dan terus melakukan pengejaran dari lokasi kontak tembak maupun wilayah-wilayah lain," ungkap Sugeng.

Tambah Sugeng, penyisiran meluas, tentunya tidak hanya di wilayah Parigi Moutong.

Jika melihat posisi TKP, kata dia, bisa jadi para pelaku bisa menuju ke arah Poso, ke arah Parigi maupun Sigi.

"Kami sudah kepung lokasi tersebut, dan mudah-mudahan para pelaku bisa segera tertangkap," tambah Sugeng.

Untuk sementara belum ada penambahan jumlah personel, pihaknya masih terus memaksimalkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam Satgas Operasi Tinombala

" Itu yang kami maksimalkan dan kerahkan untuk melakukan pengejaran, operasi jadwalnya sampai akhir tahun ini, diperpanjang atau tidak itu kebijakan pimpinan," terangnya.

Sementara untuk DPO masih sebanyak 10 orang dengan pimpinan Ali Kalora.

4 Fakta Anggota Brimob Gugur dalam Baku Tembak di Sulawesi Tengah, Pelaku Diduga Kelompok MIT

Satu anggota Brimob Polda Sulteng Bharaka Anumerta Mohammad Syaiful Modori gugur lantaran tertembak dalam peristiwa baku tembak yang terjadi di Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Jumat (13/12/2019).

Sekelompok sipil bersenjata diduga kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tiba-tiba menyerang personel Operasi Tinombala dan warga desa setempat.

Baku tembak itu menyebabkan satu orang anggota 

Hingga saat ini Tim Operasi Tinombala masih memburu kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora.

Berikut 4 fakta mengenai baku tembak di Sulteng:

1. Gugur tertembak setelah shalat Jumat

Seorang anggota Brimob, Bharatu Mohammad Syaiful Modori gugur saat baku tembak dengan kelompok MIT.

Syaiful merupakan personel Kompi III A Pelopor Sat Brimob Polda Sulteng.

Melansir Antara, Syaiful tertembak usai menunaikan shalat Jumat berjamaah dengan warga pada Jumat (13/12/2019) sekitar pukul 12.30 Wita.

Lokasi kontak senjata terjadi berjarak kurang lebih 50 meter dari pos sekat Alfa 16, tempat Syaiful bertugas.

Kelompok MIT Poso Dikabarkan Serang Polisi & Warga di Parigi Moutong, Personel Brimob Tewas

Seorang Personel Brimob Polda Sulteng Gugur Usai Ditembak Kelompok MIT Poso

2. Tertembak di bagian belakang dan perut

Jenazah anggota Satgas Tinombala dievakuasi ke Palu pada Jumat (13/12/2019) malam.

Jenazah Syaiful tiba di Polsek Sausu sekitar pukul 20.40 WITA dan dikawal sejumlah personel bersenjata lengkap.

Dari Polsek Sausu, jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulteng untuk dilakukan proses visum.

"Dari hasil identifikasi setelah jenazah tiba di RS Bhayangkara korban tertembak di bagian punggung dan perut," ungkap Irjen Lukman Wahyu Hariyanto di RS Bhayangkara Palu, Sabtu (14/12/2019).

3. Mendapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa

Syaiful mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat dari Bharatu menjadi Bharaka Polisi.

Jenazah Syaiful akan dimakamkan di kampung halamannya, Pandeglang, Banten.

Melansir Antara, upacara pemberangkatan jenazah Syaiful dipimpin oleh Kapolda Sulteng Irjen Pol Lukman Wakyu Hariyanto.

Kapolda sempat menyampaikan rasa belasungkawanya.

"Atas nama pimpinan, selaku Kapolda Sulawesi Tengah menyampaikan duka cita mendalam kepada adik kita, rekan kita, sahabat kita Almarhum Bharaka Anumerta Mohammad Syaiful Muhdori yang gugur dalam menjalankan tugas operasi Tinombala," ucapnya.

Satgas Tinombala Buru Mujahidin Indonesia Timur, Penembak Anggota Brimob di Parigi

Jenazah Anggota Brimob Polda Sulteng yang Gugur Dipulangkan ke Kampung Halaman

4. Pelaku teror diburu

Polisi masih terus memburu para pelaku teror.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono membenarkan, kelompok DPO MIT Poso menyerang anggota dan warga saat selesai salat Jumat.

Usai penembakan, pelaku melarikan diri dan berpencar

Tiga orang, lanjutnya, berlari ke arah SD Salubanga. Sedangkan sisanya berlari ke arah mushola.

Beberapa saat kemudian kembali terjadi penyerangan.

Tak hanya melepas tembakan ke arah pos polisi, pelaku sempat menyandera anggota pos itu.

"Pelaku sempat menyandera warga serta anggota Pos Sekat yang pulang dari salat Jumat namun anggota Pos Sekat sempat melarikan diri," ujar Argo.

Sejam kemudian bala bantuan datang. Ia belum dapat memastikan apakah ada korban lain selain Syaiful.

(TribunPalu.com/Muhakir Tamrin)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Fakta Anggota Brimob Gugur Saat Baku Tembak di Sulteng, Tertembak Usai Shalat Jumat

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved