Retno Marsudi Tolak Klaim China atas Perairan Natuna: Indonesia Tak Akan Pernah Akui Nine-Dash Line

Menlu Retno Marsudi dengan tegas mengatakan, Indonesia tidak akan pernah mengakui nine-dash line.

Tribunnews/JEPRIMA
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Gedung Kementerian Luar Negri, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019). Pada kesempatan tersebut Retno menceritakan suka dukanya selama lima tahun terakhir menjabat sebagai Menteri Luar Negeri. 

TRIBUNPALU.COM - Polemik terkait narasi klaim China atas perairan Laut Natuna masih menjadi topik panas yang diperbincangkan.

Terkait konflik wilayah yang terjadi di Kepulauan Riau itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi angkat bicara.

Ia dengan tegas mengatakan, Indonesia tidak akan pernah mengakui nine-dash line.

"Indonesia tidak pernah akan mengakui nine-dash line, klaim sepihak yang dilakukan oleh Tiongkok," tegas Retno Marsudi yang Tribunnews kutip melalui tayangan YouTube Kompas TV, Sabtu (4/1/2020).

Retno menerangkan, klaim sepihak oleh China tidak memiliki alasan hukum yang diakui oleh Hukum Internasional.

"Tidak memiliki alasan hukum yang diakui oleh Hukum Internasional, terutama satu bagian dari UNCLOS United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982," jelasnya.

Lebih lanjut, dalam rapat koordinasi di Kemenkopolhukam, Retno menyampaikan agar posisi Indonesia diperkuat dalam menyikapi situasi di Laut Natuna.

Ia menegaskan, telah terjadi pelanggaran oleh kapal-kapal China di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).

Marak Kapal Ikan Asing Masuk Indonesia lewat Natuna, Ratusan TNI dan Alutsista Disiagakan

Ketua MPR Minta Kapal Asing yang Langgar ZEE Ditenggelamkan: Kalau Lembek Harga Diri Diinjak-injak

Nine-Dash Line

Untuk diketahui, Nine-Dash Line adalah wilayah Laut China Selatan.

Wilayah tersebut luasnya sekira 2 juta kilometer persegi.

China mengklaim 90 persen wilayah tersebut merupakan hak maritim historisnya.

Mengutip Kompas.com yang melansir South China Morning Post (12/7/2016)), jalur yang membentang sekira 2.000 kilometer tersebut, dari daratan China hingga beberapa ratus kilometer dari beberapa wilayah negara.

Pangkogabwilhan I Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Margono memimpin apel gelar pasukan intensitas operasi rutin TNI dalam pengamanan laut Natuna di Paslabuh, Selat Lampa, Ranai, Natuna, Jumat (3/1/2020).
Pangkogabwilhan I Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Margono memimpin apel gelar pasukan intensitas operasi rutin TNI dalam pengamanan laut Natuna di Paslabuh, Selat Lampa, Ranai, Natuna, Jumat (3/1/2020). (HANDOUT)

Di antaranya, Filipina, Malaysia, Vietnam.

Diketahui, pada 1947, China masih dikuasai oleh Partai Kuomintang.

Pimpinan Chiang Kai Sek memulai klaim teritorialnya terhadap Laut China Selatan.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved