Perjalanan Kehidupan Yenny Wahid Sejak Kecil hingga Pernah Ditodong Senjata Laras Panjang Oleh ABRI
Kisah perjalanan hidup Komisaris Independen Garuda Indonesia, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid Yenny Wahid.
Dalam proses akad pernikahan, Dhohir menyiapkan 40 ekor sapi dan perhiasan untuk Yenny.
Berdasarkan keterangan kerabat Yenny, maskawin tersebut memiliki makna filosofis sendiri berupa memperbanyak keturunan pada kemudian hari.
Prosesi siraman 14 Oktober 2009 Yenny minta restu kepada orangtuanya dan mengucapkan terima kasih atas pengasuhannya selama 34 tahun terakhir.
“Bapak dan ibu selalu mengingatkan agar saya terus terbang tinggi, tetapi tetap membumi"
"Selalu mawas diri dan tetap berhati-hati, serta tak henti ingat kepada Tuhan,” kata Yenny.
Dhohir Farisi diketahui merupakan mantan kader Partai Gerindra dan pernah terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014.
Kini, pasangan Dhohir dan Yenny telah dikaruniai tiga orang anak yang semuanya perempuan.
• Prabowo Jadi Menhan dalam Kabinet Jokowi, Yenny Wahid: Panggung Kekuasaan Enak Semua Mau Masuk
• Tanggapan Yenny Wahid Soal Taruna Enzo Zenz Allie Diisukan Terpapar Radikalisme: Harus Dirangkul
3. Cerita ditodong senjata laras panjang

Dalam gelaran Refleksi 20 Tahun Reformasi di Jakarta pada Senin, 21 Mei 2018 silam, Yenny pernah menceritakan satu pengalamannya.
Yenny mengatakan memiliki pengalaman merasakan langsung atmosfir mencekam saat kerusuhan pecah di Jakarta menjelang Reformasi 1998.
Pada periode 1997-1999, Yenny merupakan koresponden koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age.
Tugasnya itu membuat dia harus melalukan reportase peristiwa kerusuhan jelang Reformasi.
Saat melakukan liputan, ia harus terkena gas air mata petugas keamanan untuk membubarkan kerumunan massa.
Bahkan, Yenny juga punya pengalaman tak enak lainnya, yakni ditodong senjata oleh petugas keamanan.
"Waktu itu ada sekelompok pasukan untuk mensterilkan di ring road Trisaksi. Setelah itu ada penembakan-penembakan yang terjadi. Saya pas di situ," kata Yenny dikutip dari Kompas.com.
"Tempat itu harus disterilkan jadi waktu itu saya diacungi senjata laras panjang di kepala saya. Siapa yang mengacungi senjata, itulah bagian dari proses reformasi," ujarnya.