Siswi SMP di Tasikmalaya yang Tewas di Gorong-gorong Pernah Tulis Catatan Pilu soal Cita-citanya
Dalam catatan itu, Delis memiliki cita-cita ingin menjadi seorang polisi wanita (Polwan) untuk memberantas kejahatan dan meringankan beban orangtua.
TRIBUNPALU.COM - Sebuah catatan tangan tulisan mendiang Delis Sulistina (13), siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya ditunjukkan oleh ibu kandungnya Wati Fatmawati (46) di rumahnya, Senin (3/2/2020).
Masih dengan tatapan kosong, ibu dua anak ini terlihat ragu untuk dimintai keterangan wartawan yang berkunjung ke rumahnya.
Berkerudung biru muda dengan kaos berlengan panjang warna kuning, Wati pun mempersilahkan sejumlah wartawan masuk ke rumahnya yang berukuran sekitar 3x4 meter tersebut di dalam sebuah gang.
Selama ini pun dirinya berupaya membesarkan anak-anaknya sendirian karena sang suami meninggalkannya demi wanita lain.
Dalam catatan itu, Delis memiliki cita-cita ingin menjadi seorang polisi wanita (Polwan) untuk memberantas kejahatan dan meringankan beban orang tuanya.
• Ditetapkan Tersangka Kasus KDRT, Nikita Mirzani Tak Ditahan dan Diperbolehkan Pulang
• Fakta Penemuan Jasad Remaja di Gorong-gorong di Tasikmalaya, Berawal Bagian Kaki yang Muncul
Diejek bau lontong

Diketahui Delis menulis catatannya saat lulus di sekolah dasar dan akan masuk ke SMP.
Korban pun memilih SMPN 6 Tasikmalaya karena dekat ke rumahnya untuk menghemat ongkos dan ingin sekali memiliki banyak teman-teman.
Berbeda dengan realita saat dirinya baru belajar di SMPN 6 Tasikmalaya satu semester semasa hidupnya, Delis sering mengaku ke keluarganya sering diejek bau lontong.
Pasalnya, keseharian ibunya sebagai pedagang lontong dan berasal dari keluarga kurang mampu selama ini.
"Anak saya pun sempat ingin punya handphone, tapi saya belum bisa membelikannya karena penghasilan saya hanya cukup untuk makan saja selama ini," kata Wati saat dimintai keterangan wartawan di rumahnya, Senin siang.
Isi catatan Delis...

Berikut catatan tulisan tangan Delis di buku yang biasa dipakai belajarnya:
CITA-CITA KU
Pertama, Saya ada di kelas 6 sebentar lagi saya akan melaksanakan perpisahan dan keluar dari SDN 2 Lewo.
Setelah saya keluar dari SDN 2 Lewo, saya akan meneruskan ke SMP 6 Negeri bila diterima,
mengapa Saya akan meneruskan ke SMP 6 Negeri Kerena jaraknya dekat dari rumah dan tidak perlu buang-buang uang untuk biaya ongkos angkutan umum.
Dan tidak perlu diberi uang yang hanyak oleh orang tua cukup uang saku saja.
Bila besar nanti saya ingin menjadi Polwan. Mengapa saya ingin menjadi Polwan karena saya ingin memberantas kejahatan dan kejahatan akan berkurang.
Di SMP 6 Negeri saya akan belajar dengan tekun agar tercapai cita-cita saya saat besar nanti dan bila di kelas SMP 6 Negeri saya akan mendengarkan bila ibu guru menerangkan dan bila bu guru memberi tugas di rumah saya akan mengerjakannya degan senang hati agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Saya memilih ke SMP 6 Negeri karena saya ingin mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan ingin mendapatkan banyak teman-teman.
• Rey Utami Menangis Minta Belas Kasihan pada Fairuz A Rafiq: Sesama Wanita Kan Ga Ada Perbedaan
• Ramalan Zodiak Cinta Para Jomblo Selasa, 4 Februari 2020: Susah Move On! Scorpio Masih Ingat Mantan
Delis murung sepekan sebelum tewas karena dibully

Sebelumnya diungkapkan salah seorang kerabat korban Ade Munir (56), saat mendampingi ibu kandung korban di rumah sakit.
Menurutnya, korban dikenal sebagai anak yang senang di rumah dan jarang main sampai sore apalagi sampai tak pulang.
Namun, berdasarkan keterangan ibunya, korban terlihat murung dan senang berdiam diri sepekan sebelum diketahui hilang.
"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah," kata Ade.
"Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," jelas Ade.
• Nikita Mirzani Ungkap Kondisi Bayinya Setelah Sempat Ikut 3 Hari di Dalam Tahanan Polisi
Ditemukan di gorong-gorong sekolah

Kasus ini bermula saat warga Cilembang Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, digegerkan dengan temuan sesosok mayat perempuan tersembunyi di gorong-gorong depan gerbang sekolahnya di SMPN 6 Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore.
Mayat tersebut saat ditemukan masih berseragam lengkap pakaian Pramuka berkerudung dan ditemukan di sampingnya tas sekolah berisi identitasnya serta buku-buku sekolah.
Tim Unit Identifikasi atau Inafis Polres Tasikmalaya Kota berhasil mengevakuasi jenazah yang tersembunyi tersebut dengan cara membongkar tembok beton saluran drainase tersebut.
Dalam buku-buku di tas berwarna pink dekat mayat tersebut tertera nama korban adalah Delis Sulistina, salah satu siswi Kelas VII D SMPN 6 Tasikmalaya.
Sampai hari ini Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota masih belum menetapkan tersangka terkait kasus temuan mayat siswi SMP yang masih berseragam Pramuka di gorong-gorong depan gerbang sekolahnya itu.
(Kompas.com/Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Catatan Tangan Delis Sebelum Ditemukan Tewas di Gorong-gorong: Ingin Jadi Polwan untuk Berantas Kejahatan"