Presiden China Tak Pernah Terlihat Sejak Virus Corona Menyebar, Analis Ungkap Dua Kemungkinan Ini
Sejak virus Corona menjadi krisis nasional pada 20 Januari 2020, Xi Jinping telah mengeluarkan instruksi penting.
Pertama, Xi memang sengaja mundur dari sorotan media dan menempatkan pejabat lain untuk menangani masalah virus Corona.
Jika permasalahan ekonomi dan sosial terjadi pascavirus Corona, maka pejabat tersebut yang akan menjadi "kambing hitam".
Xi adalah pemimpin China paling kuat sejak Mao Zedong.
Namun, Xi Jinping juga sangat rentan karena gaya kepemimpinan kontrol terpusat.
Kekuasaannya yang absolut tersebut membawa tanggung jawab mutlak.
Oleh karena itu, pejabat di Wuhan adalah kandidat yang dianggap "layak" untuk disalahkan atas virus Corona.
Di sisi lain, beberapa pejabat Wuhan telah mengundurkan diri dari jabatannya atas wabah tersebut.
Sementara itu, virus Corona telah menyebar ke beberapa negara di dunia.
Oleh karena itu, perlu pejabat lain dengan kekuasaan yang lebih tinggi di China untuk ditempatkan di garis depan atas kemarahan publik.
Salah satu tokoh yang diduga akan menjadi "sasaran" adalah Perdana Menteri China, Li Keqiang.

Sebagian besar analis setuju bahwa Li telah dikesampingkan oleh Xi dalam beberapa tahun terakhir.
Li dilucuti dari tanggung jawab dan lebih didorong ke peran seremonial.
Namun, Li tiba-tiba didorong ke depan untuk menghadapi krisis virus Corona.
Ia memimpin kelompok respons nasional dan mengunjungi Wuhan sendiri.
Sementara itu, peran Xi yang dimainkan di media pemerintah tampaknya mendukung hal ini.