Palu Hari Ini
Baru Dua Pekan Digelar, Sayembara Penyelamatan Buaya Berkalung Ban di Palu Dibatalkan, Ini Alasannya
Baru dua pekan digelar, sayembara penyelamatan buaya berkalung ban di Palu dibatalkan. BKSDA ungkap alasannya.
TRIBUNPALU.COM - Kabar sayembara penyelamatan buaya berkalung ban di Palu, Sulawesi Tengah mendapatkan banyak perhatian masyarakat.
Sejak kemunculannya pada 2016 silam, ban yang melilit dilehernya belum terlepas dan tubuh buaya berspesies siam ini makin membesar.
Alhasil, ban tersebut lambat laun akan mencekik lehernya dan tentu hal ini membuat angka kepunahan buaya siam semakin besar.
Untuk mencegah situasi semakin buruk, BKSDA Palu, Sulawesi Tengah telah mengumumkan sayembara untuk menangkap dan membebaskan buaya yang terjerat ban bekas di lehernya itu.
• Lika-liku Penyelamatan Buaya Berkalung Ban di Palu, Sempat Dicari Panji Petualang
Sayembara ini menjadi jalan yang dipilih BKSDA Sulawesi Tengah karena kekurangan personel untuk melakukan penyelamatan buaya berkalung ban tersebut.
Kepala BKSDA Sulawesi Tengah, Hasmuni Hasmar menyebut, beberapa pihak sebenarnya telah berinisiatif melakukan penyisiran dari Sungai Palu hingga Teluk Palu, tetapi hingga saat ini belum berhasil.
"Kami juga beberapa waktu lalu bekerja sama dengan NGO (Non-Goverment Organization) asal Australia namun upaya mereka menyelamatkan buaya itu gagal," jelas Hasmar seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (28/1/2020).
Pihaknya juga berjanji akan memberi imbalan bagi masyarakat yang menangkap dan menyelamatkan buaya tersebut dari jeratan ban yang melilit selama tiga tahun lamanya.
"Jika ada masyarakat berhasil melepas ban bekas di leher buaya itu, kami akan berikan imbalan," kata Hasmar tanpa menyebut bentuk dan nilai imbalan yang akan diberikan.
Hasmar tidak menjelaskan detail nilai dan bentuk imbalan tersebut.
Dirinya juga berharap buaya tersebut segera ditemukan.
• Deretan Fakta Soal Buaya Berkalung Ban di Palu, Sempat Dicari Panji Petualang, BKSDA Gelar Sayembara
Bahkan media internasional pun turut menyoroti sayembara yang dibuat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Palu, Sulawesi Tengah tersebut lantaran turut prihatin dengan kondisi buaya tersebut.
Misalnya, laman telegraph.co.uk yang memberitakan hal ini dengan judul "Indonesia tawarkan hadiah uang tunai untuk melepaskan ban karet dari leher buaya".

Selain soal sayembara, The Telegraph juga menyoroti nasib buaya siam yang terancam punah itu.
The Telegraph menceritakan detail asal usul buaya tersebut terjebak dalam sebuah ban dan berbagai upaya yang dilakukan lembaga konservasi Indonesia untuk menyelamatkan buaya itu.