COVID-19 Ditetapkan Sebagai Nama Resmi Virus Corona Baru, Apa Makna Signifikan dari Nama Ini?
Update terbaru mengenai virus corona menunjukkan, WHO telah menetapkan nama baru untuk virus yang menyerang saluran pernafasan ini.
Jika pemberian nama virus corona ini masih 'berbau' nama kota Wuhan, dikhawatirkan nama tersebut akan menimbulkan cap atau stigma terhadap penduduk Wuhan yang juga menjadi korban penyakit tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh pakar kesehatan publik sekaligus profesor hukum di Northeastern University, Wendy Parmet, kepada TIME.
"Orang-orang cenderung berpikir bahwa suatu penyakit menjadi semacam 'kepemilikan', sama halnya dengan mengidentifikasi karakteristik dari beberapa orang yang tinggal di tempat tertentu, hal ini tentu memicu stigma," kata Wendy.
"Dianggap sebagai pusat suatu penyakit tentu membuat orang atau tempat itu menjadi tidak produktif. Hal ini malah membuat kota lain [tempat suatu wabah atau penyakit muncul] enggan berterus terang atau melaporkan adanya penyakit, jika kota itu diberi cap/label sebagai nama penyakit," pungkasnya.

Diketahui, menyusul merebaknya wabah virus corona, ada sejumlah laporan mengenai insiden atau sikap xenofobia (ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain, atau yang dianggap asing), terhadap orang-orang keturunan Asia.
Sementara itu, para ahli mencatat, ada sejarah panjang di balik pemberian nama penyakit yang melibatkan istilah atau nama yang merujuk pada kelompok masyarakat, tempat, atau binatang tertentu.
Sekitar tahun 1500an di Prancis, penyakit sipilis disebut dengan istilah Italian disease, dan di Italia itu disebut French disease.
Wabah pandemi influenza tahun 1918 dikenal luas dengan nama Flu Spanyol di Amerika Serikat, padahal penyakit ini tidak berasal dari Spanyol.
Pada 2009, WHO juga menghentikan istilah 'flu babi' dan menggantinya dengan nama Influenza A (H1N1), setelah timbulnya penurunan penjualan daging babi di pasaran akibat nama penyakit tersebut.
Sementara, Ebola merupakan nama yang berasal dari nama sungai di dekat lokasi wabah virus tersebut muncul pertama kali.
• Video Tiktoknya di Wuhan Viral, Pria Ini Ungkap Hal yang Menakutkan Selama Wabah Virus Corona
• Tak Ada Ancaman Kematian Akibat Virus Corona di Australia, Warga Disebut Tak Butuh Masker
• Bertugas Rawat Pasien Virus Corona di Wuhan, Para Perawat di China Rela Cukur Habis Rambut
Kini, WHO mencatat bahwa nama-nama penyakit yang terkait dengan nama daerah atau binatang harus dihindari untuk menetapkan nama bagi penyakit baru.
Ini mencakup nama penyakit Middle East Respiratory Syndrome (MERS), flu Spanyol, flu babi, dan Chagas.
Menurut Arnold Monto, profesor epidemiologi di School of Public Health di University of Michigan mengatakan, kita harus peka terhadap kebudayaan lain ketika memberi nama suatu penyakit.
"Jika ada nama penyakit yang terkait dengan wilayah tertentu (regional) dan itu sudah meluas secara global, tentu hal tersebut akan membingungkan," kata Arnold.
(TribunPalu.com/Rizki A.)