Pilot yang Jemput WNI di Wuhan Pernah Lakukan Misi Kemanusiaan Lain, Krisis 1998 hingga Timor Leste

Pilot Batik Air yang menjemput para penumpang WNI dari China, Destyo Usodo sebelumnya beberapa kali melakukan misi kemanusiaan.

Tribunnews.com/Yanuar Riezqi Yovanda
Pilot Batik Air yang menjemput para penumpang WNI dari China, Destyo Usodo, saat tiba di Gedung Lion Air Simulator. 

TRIBUNPALU.COM - Pilot Batik Air yang menjemut para penumpang WNI di China, Destyo Usodo sebelumnya beberapa kali melakukan misi kemanusiaan, dari saat krisis 1998 hingga di Timor Leste.

Dari beberapa kali melakukan misi kemanusiaan, Destyo mengatakan baru kali ini yang menurutnya paling berkesan karena berlangsung belasan hari.

"Jadi, sudah beberapa kali, tapi ini yang berkesan," ujarnya di Gedung Lion Air Simulator di Jakarta, Sabtu (15/2/2020).

Bagaimanapun ia menilai, mereka yang ada di Wuhan merupakan saudara meski ada ancaman wabah virus corona yang begitu masif.

Karena itu, misi ini harus dikerjakan tanpa keraguan apapun.

Namun tentunya harus dikerjakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

"Sesuai kompetensi sebagai pilot, cabin crew, engineer, tentunya kita bekerja sesuai SOP, arahan ataupun manual yang ditetapkan perusahaan maupun Satgas," kata Destyo.

Viral Toko Kelontong di New York Tawarkan Makanan Gratis Bagi yang Mampu Jawab Soal Matematika

Harga Masker di Indonesia Melonjak Drastis, Menkes Terawan: Salahmu Sendiri Kok Beli

Bahaya di Balik Skullbreaker Challenge yang Viral di TikTok, Bisa Picu Gegar Otak hingga Kematian

Meski Terpisah Karena Virus Corona, Pria di China Tetap Beri Kado Valentine Romantis Untuk Istrinya

Pilot Batik Air yang menjemput para penumpang WNI dari China, Destyo Usodo, saat tiba di Gedung Lion Air Simulator.
Pilot Batik Air yang menjemput para penumpang WNI dari China, Destyo Usodo, saat tiba di Gedung Lion Air Simulator. (Tribunnews.com/Yanuar Riezqi Yovanda)

Sementara, 18 kru kabin yang berangkat ke Wuhan merasa bangga karena dipilih perusahaan untuk menjalankan misi kemanusiaan ini.

"Kami salah satu yang beruntung, sebelumnya tidak ada jadwal penerbangan ke Wuhan," tuturnya.

Namun, meski tidak ada jadwal penerbangan ke Wuhan, 18 kru pada saat ditunjuk oleh perusahaan harus mematuhi dengan penuh tanggung jawab.

Ia menambahkan, saat mau berangkat sudah miliki pikiran positif dan fokus dengan pekerjaan yang dilakukan, sehingga tidak memikirkan takut atau khawatir.

"Tentunya ada informasi menangani virus corona pada saat kita sebelum berangkat, ada briefing dari manejemen apa yang harus dilakukan dan tidak," pungkas Destyo.

WHO: Penanganan Pemerintah Indonesia untuk Ancaman Wabah Virus Corona telah Sesuai Rekomendasi

Nia Ramadhani Penasaran Amplop Cokelat Hadiah Valentine, Ardi Bakrie: Sampai Dirobek-robek

Ahli Satwa Asal Australia Sebut Buaya Berkalung Ban di Sungai Palu Sulit Ditangkap

Prosedur yang Harus Dijalani oleh WNI setelah Masa Observasi di Natuna Berakhir

Pemerintah akan memulangkan 238 Warga Negara Indonesia yang berada di Natuna setelah dievakuasi dari Wuhan, China pada Sabtu (15/2/2020).

Sekretaris Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan, mereka akan dipulangkan karena masa observasi dipastikan berakhir pada Sabtu mendatang.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved