Terkini Daerah
Siswa SMPN 1 Turi Sleman Terseret Arus saat Susur Sungai, Ini Tindakan Gubernur DIY dan Kata Pakar
Laka sungai terjadi saat 249 siswa SMPN 1 Turi Sleman mengikuti kegiatan susur sungai di Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020) sore.
TRIBUNPALU.COM - Kecelakaan sungai (laka sungai) terjadi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan menyebabkan ratusan siswa SMPN 1 Turi hanyut terseret arus Sungai Sempor.
Menurut siaran pers BPBD Provinsi DIY, peristiwa ini terjadi saat 249 siswa SMPN 1 Turi Sleman mengikuti kegiatan susur sungai di Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020) sore.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 249 siswa kelas 7 dan 8 dari total siswa sebanyak 256 orang.
Update terbaru sebagaimana diwartakan Kompas.com menyebut, korban tewas siswa SMPN 1 Turi Sleman yang terbawa arus saat susur sungai menjadi tujuh orang.
"Untuk korban meninggal ketujuh ditemukan jam 00.00 WIB lewat," kata Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY Wahyu Pristiawan di Yogyakarta, Sabtu (22/2/2020), dikutip dari Antara.
Pristiawan mengatakan, dengan ditemukannya satu korban meninggal lagi, maka korban yang belum ditemukan atau masih dalam pencarian masih berjumlah tiga orang.
Sementara itu, 23 orang terkonfirmasi mengalami luka-luka dan 216 orang selamat.
Identitas ketujuh korban meninggal dunia yakni:
1. Sovie Aulia dari Sumberejo, Tempel, Sleman,
2. Arisma dari Ngentak Tepan Bangunkerto Turi, Sleman,
3. Nur Azizah dari Kembangarum Donokerto, Turi, Sleman
4. Latifa dari Kembang Arum Donokerto, Turi, Sleman, 5. Khoirunisa dari Karanggawang Girikerto, Turi,
6. Evita Putri L, kelas 7A dari Soprayan, Girikerto, Turi,
7. Faneza Dida dari Girikerto,Turi, Sleman.
Sementara, tiga siswa yang masih belum ditemukan atas nama:
1. Yasinta Bunga, kelas 7B dari Dadapan
2. Zahra Imelda, kelas 7D dari Kenteng, Wonokerto
3. Nadine Fadilah, kelas 7D dari Kenaruhan, Donokerto.
Pencarian terhadap tiga korban yang masih belum ditemukan kembali dilanjutkan pada Sabtu (22/2/2020) pukul 07.00 WIB.
• Ustaz Samsul Maarif Sempat Berbincang dengan Ashraf Sinclair, Ungkap Keinginan Suami BCL
• Evan Sanders Duga Hal Ini Penyebab Ashraf Sinclair Meninggal Dunia, Bukan Serangan Jantung atau GERD
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X bertemu orangtua siswa SMP 1 Turi korban susur sungai.
Saat mengunjungi SMP N 1 Turi pada Jumat (21/2/2020) malam, Sri Sultan Hamengkubuwono X dan GKR Hemas juga menemui orangtua korban yang belum ditemukan.
Sebagaimana diwartakan Kompas.com, Gubernur DIY didampingi Bupati Sleman Sri Purnomo berdialog dengan para guru.
Sri Sultan HB X juga menyampaikan belasungkawa kepada para orangtua yang anaknya belum ditemukan.
"Saya ikut belasungkawa dan prihatin ya atas kejadian ini," ujar Sri Sultan HB X saat ditemui di SMP Negeri 1 Turi, Jumat (21/2/2020).
Imbauan Sri Sultan Hamengkubuwono X

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X juga menyinggung soal peserta kegiatan susur sungai yang merupakan anak-anak SMP dan dilaksanakan pada musim hujan.
"Jadi di dekat sungai pun berbahaya apalagi menyusuri sungai," tegasnya.
Sri Sultan mengatakan sudah meminta BPBD DIY untuk mengeluarkan surat edaran.
Sultan meminta agar selama musim hujan tidak menggelar kegiatan apapun di pinggir sungai.
"Saya minta untuk mengeluarkan edaran selama musim hujan begini saya mohon anak-anak sekolah, maupun kelompok masyarakat untuk menghindari acara program kegiatan baik anak sekolah pramuka, asosiasi apapun menghindari berada di pinggir sungai," jelasnya.
Sebab pada musim hujan, lanjutnya, sangat berbahaya berada di pinggir sungai, apalagi berada di dalam sungai.
"Selama musim hujan ini jangan melakukan aktivitas di sungai. Entah alasannya bersih desa, atau bersih kali, ditunda saja dulu," urainya.
Menurutnya meski di bawah cerah, tetapi kalau di atas hujan, berada di sungai tetap berbahaya.
Sebab, aliran sungai itu pasti mengarah ke bawah.
"Karena dekat dengan Merapi, kekuatan daya dorongnya tinggi, meluncurnya (air sungai). Yang di (kali) Code kemarin penuh, kan kota juga tidak hujan, tapi di utara kan hujan deras," ungkapnya.
• Deretan Foto Anak Bupati Jeneponto yang Dilamar Anggota DPR dan Terima Mahar 12,5 Hektar Lahan Nikel
• KPK Hentikan 36 Perkara yang Sudah Masuk Tahap Penyelidikan Tanpa Sepengetahuan Dewan Pengawas
Kata pakar soal kegiatan susur sungai.
Dosen Sumber Daya Air dan Sungai Fakutas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Agus Maryono menegaskan, kegiatan susur sungai tidak diperuntukkan bagi anak-anak dan remaja.
Hal tersebut sekaligus menanggapi peristiwa hanyutnya ratusan siswa SMP Negeri 1 Turi, Sleman yang terbawa arus sungai saat melakukan susur sungai, Jumat (21/2/2020) sore.
"Idealnya susur sungai dilakukan oleh orang-orang dewasa, anak dan remaja tidak boleh susur sungai," kata Agus saat dihubungi oleh Kompas.com.
Orang dewasa yang dimaksud adalah mereka yang telah memiliki keterampilan.
"Seperti TNI, Mapala, komunitas sungai, mereka-mereka yang telah terbiasa," ucap dia.
• Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi yang Meninggal Jadi 6 Orang, Ada yang Ditemukan di Bawah Jembatan
• Puluhan Siswa Terseret Arus Banjir saat Susur Sungai, Ada yang Ditemukan dalam Kondisi Meninggal
Mengenal sekilas tentang kegiatan susur sungai
Susur sungai sendiri merupakan bagian dari kegiatan pengenalan sungai.
Menurut Dosen Sumber Daya Air dan Sungai Fakutas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Agus Maryono, bukan hanya menengok kondisi sungai, susur sungai juga dapat disertai kegiatan lain.
Seperti, pembersihan sungai.
Selain itu, susur sungai menjadi salah satu upaya mengenali potensi sungai.
Kendati demikian, dalam susur sungai bukan berarti mereka harus masuk ke dalam aliran sungai, terlebih bagi anak-anak dan remaja.
"Bagi anak dan remaja, susur sungai bisa dilakukan di luar (aliran) sungai, tidak jalan-jalan di dalam (aliran) sungai," kata Agus.
Sebab, lanjutnya, kegiatan ini berisiko tinggi dan hanya diperkenankan dilakukan orang yang sudah terlatih dan terbiasa.
Kondisi cuaca sangat berpengaruh
Dosen Sumber Daya Air dan Sungai Fakutas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Agus Maryono menambahkan, dalam prosedur yang benar, susur sungai harus memperhatikan kondisi cuaca.
Ditegaskannya, kegiatan susur sungai tidak diperkenankan dilakukan saat musim hujan.
Sebab, saat hujan terjadi fenomena alam seperti banjir tidak bisa diprediksi.
"Banjir bandang tidak bisa diduga, debit air bisa tiba-tiba meningkat" kata dia.
(TribunPalu.com, Kompas.com)