Sebut Monas Cagar Budaya hingga Kenang Soekarno, Cara Megawati Kritik Anies Baswedan Soal Formula E

Megawati Soekarnoputri mengkritik rencana event balapan mobil listrik Formula E di kawasan Monumen Nasional ( Monas), Jakarta pada 6 Juni 2020.

YouTube Kompas TV
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) Megawati Soekarnoputri. 

TRIBUNPALU.COM - Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri mengkritik soal rencana menggelar event balapan mobil listrik Formula E di kawasan Monumen Nasional ( Monas), Jakarta pada 6 Juni 2020.

Megawati mempertanyakan keputusan Gubernur DKI Jakarta Anie Baswedan yang menggelar balapan mobil listrik tersebut di kawasan Monas.

Bukan tanpa alasan, Megawati menegaskan, Monas merupakan cagar budaya yang dilindungi, maka sudah semestinya pemerintah melindungi kawasan tersebut.

"Monas itu di dalam keputusan, peraturan, itu adalah cagar budaya," ujar Megawati di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta, Rabu (20/2/2020).

Jakarta Banjir, Yunarto Wijaya Sindir Anies Baswedan: Lanjutkan TikToknya, Ditunggu Kata Ajaibnya

Sindiran Pedas Megawati untuk Anies Baswedan: Gubernur DKI Tahu Tidak Aturan Cagar Budaya?

Sebelumnya, Tim Ahli Cagar Budaya Nasional menyatakan hal serupa bahwa Monas adalah cagar budaya dan tempat sakral.

Mereka pun menolak kawasan Monas menjadi tempat balapan Formula E.

Megawati mengatakan, seharusnya Anies tidak menjadi kawasan Monas sebagai tempat balapan Formula E.

Ia pun mempertanyakan, mengapa Anies tak mencari tempat lain selain Monas.

"Kenapa sih, mau bikin Formula E kenapa sih harus di situ? Kenapa sih enggak di tempat lain? Kan begitu. Peraturan itu ya peraturan," kata Mega.

Kenangan Soekarno

Ia pun jadi teringat sosok sang ayah, Presiden pertama RI, Soekarno.

Megawati masih ingat bagaimana perjuangan Soekarno membangun kawasan Monas.

Saat itu, menurut dia, Soekarno mencari dana sendiri untuk membangun Monas.

"Dulu ketika Bung Karno dilengserkan, Bung Karno itu cari uang sendiri. Beliau bilang, saya masih ingat, karena saya dengar," kata dia.

Bobby Nasution Ingin Bertemu Prabowo dan Megawati, Partai Gerindra Belum Putuskan Dukungan

Megawati Sindir Soal Anak yang Dipaksa Maju Pemilihan, Gibran Rakabuming Raka: Tidak Ada Paksaan

Oknum Kepsek di Bali Jadi Tersangka Pencabulan terhadap Muridnya, Tak Ingat Berapa Kali Melakukan

Adapun Monas merupakan proyek kebanggaan sang proklamator, Soekarno.

Pembangunannya dicanangkan pada tahun 1961, sedangkan proses penyelesaiannya dilakukan di tengah situasi peralihan politik menuju Orde Baru.

Diberitakan Harian Kompas, 17 April 2019, pembangunan Monas dianggap jadi cerminan semangat gotong royong warga dari beragam suku, ras, dan agama.

Selain dari anggaran pemerintah, biaya pembangunan Monas diperoleh dari iuran masyarakat Nusantara, salah satunya, sumbangan wajib pengusaha bioskop dari seluruh pelosok Tanah Air.

Sepanjang November 1961-Januari 1962, tercatat 15 bioskop menyumbang Rp 49.193.200,01.

Bioskop Parepare, Sulawesi Selatan, misalnya, menyumbang Rp 7.700,60.

Kemudian bioskop Watampone, Sulawesi Selatan, Rp 1.364,20; dan bioskop Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rp 884.528,85.

Emas di puncak Monas merupakan sumbangan pengusaha Aceh, Teuku Markam.

Pada 1972, total biaya pembangunan tugu Monas Rp 358.328.107,57.

Renang Bikin Hamil Viral Internasional, Komisioner KPAI Buat Warga Prancis hingga Inggris Heran

Alat Kesehatan di RSCM Terendam Banjir, Menkes Terawan Agus Putranto: Mudah-mudahan Dapat Beroperasi

Ada 36 Kasus yang Dihentikan, Firli Bahuri: Terlampau Banyak Perkara yang Ditinggalkan

Tak ingin dibenturkan dengan Anies

Lebih lanjut, Megawati meluruskan, terkait polemik Monas menjadi area balapan Formula E, ia berpegang pada aturan perundangan bahwa Monas adalah cagar budaya yang harus dilindungi.

"Saya hanya ngomong, Monas itu sudah pasti peraturannya merupakan cagar budaya. Apa artinya? Tidak boleh dipergunakan untuk apa pun juga," ucap Mega.

Ia pun mengaku tak ingin publik membenturkannya dengan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Selain itu, Megawati berpesan kepada seluruh kader PDI-P untuk tak bertindak di luar ketentuan yang diatur dalam peraturan perundangan.

"Garis bawahi jangan pula saya dibentur-benturkan sama Pak Anies," kata dia.

(Kompas.com/Haryanti Puspa Sari)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Megawati Kritik Anies soal Formula E: Dari Monas Cagar Budaya hingga Kenang Soekarno..."

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved