Mbah Diro, Penolong Siswa SMPN 1 Turi Dapat Penghargaan,Pilih Sumbangkan Uang ke Tetangga dan Masjid
Namun, Sudiro atau akrab dipanggil Mbah Diro dan Kodir lebih memilih menyumbangkan uang tersebut ke warga desa.
Dirangkum Kompas.com, inilah lima fakta terbaru dari pengakuan tersangka atas tragedi susur sungai.
1. Berharap keluarga korban memaafkan

Guru olahraga SMPN 1 Turi yang juga pembina Pramuka tersebut juga meminta maaf kepada pihak sekolah.
"Pertama, saya mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada instansi saya, SMP Negeri 1 Turi, karena atas kelalaian kami terjadi hal seperti ini," ucap IYA dalam jumpa pers di Mapolres Sleman, Selasa (25/2/2020).
2. Hanya ada empat pembina yang mendampingi

Menurut Wakapolres Sleman Kompol M Kasim Akbar Bantilan, ketiga tersangka yaitu IYA, R, dan DDS, diketahui tidak ikut mendampingi 249 siswa SMPN 1 Turi saat susur Sungai Sempor, pada hari Jumat (21/2/2020).
"Ketiga orang ini penentu dan ide, lokasi ada pada mereka, terutama IYA. Tetapi mereka justru tidak ikut turun," ungkap Kasim dalam jumpa pers, Selasa (25/2/2020).
Untuk itu, dalam kegiatan susur sungai tersebut, hanya ada empat pembina yang mendamping para murid.
Empat pembina yang ikut mendampingi saat itu, dua merupakan laki-laki dan dua lagi perempuan.
3. Ketiga tersangka memiliki sertifikasi KMD

Menurut Kasim, ketiga tersangka ternyata juga memiliki sertifikasi Kursus Mahir Dasar (KMD) Pramuka.
Kemahiran tersebut, menurut Kasim, seharusnya membuat mereka paham tentang bagaimana keamanan kegiatan kepramukaan.
"Bisa dibayangkan 249 siswa hanya diampu oleh empat orang dewasa yang perannya sebagai pembina dan penggerak di situ," jelas Wakapolres Sleman.
4. IYA pergi untuk transfer di bank

Menurut Kasim, alasan IYA meninggalkan 249 siswa karena ada keperluan di bank.
"Yang bersangkutan pergi karena ada urusan yang dikerjakan.