Dianggap Dramatisir Virus Corona, Pemda Cianjur Kena Sindir Mahfud MD : Belum Jelas Sudah Konferensi
Menkopolhukam Mahfud MD meminta agar semua orang tidak mendramatisir masalah Virus Corona termasuk Pemerintah Daerah (Pemda).
TRIBUNPALU.COM - Virus Corona tengah menjadi perhatian dunia termasuk Indonesia.
Apalagi dua warga asal Depok telah positif dinyatakan terjangkit Virus Corona.
Akibatnya, Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan, (Menkopolhukam), Mahfud MD, meminta agar semua orang tidak mendramatisir masalah Virus Corona termasuk Pemerintah Daerah (Pemda).
• Pasien Corona di Singapura Ceritakan Kronologi saat Lewati Masa Kritis, Berhasil Sembuh dalam 9 Hari
• Cegah Penyebaran Virus Corona, Semua Karyawan di Kantor Ruben Onsu Jalani Cek Kesehatan
• Dua WNI Positif Corona Diperbolehkan Pulang Jika Hasil 2 Kali Pemeriksaan Negatif
Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Rabu (4/3/2020), Mahfud MD menegeaskan bahwa pemerintah Indonesia siap menangani Virus Corona.
Penanganan itu sesuai dengan standart yang ditetapkan WHO.
Mahfud MD menegaskan, informasi terkait Virus Corona terpusat di Kementerian Kesehatan.
Sehingga, ia meminta jangan ada Pemerintah Daerah yang melebihkan-lebihkan.
Lalu, ia menyindir Pemerintah Cianjur yang sempat melakukan konferensi pers terkait warganya yang meninggal akibat suspect Virus Corona.
Padahal pasien tersebut meninggal negatif Virus Corona.
"Ada sesuatu yang belum jelas konferensi pers Corona seperti di Cianjur itu."
"Tadi katanya Corona mengkhawatirkan baru diumumkan ternyata itu enggak ada infeksi Corona, baru disiarkan di TV barusan," singgung Mahfud MD.
Sehingga, Menteri yang juga Pakar Tata Hukum Negara ini meminta agar pemerintah daerah tidak membuat pernyataan yang bisa menakutkan warganya.
"Oleh sebab itu setiap daerah itu supaya membuat tenang, tidak membuat situasi seperti menakutkan ya biasa-biasa saja," imbau dia.
• Virus Corona Merebak, Indonesia Diharapkan Tak Panic Buying seperti Jepang; Tisu Toilet Digembok
• Emosi Lihat Fenomena Penimbun Masker, Aming: Yang Membunuh Bukan Virus Corona, Tapi Saudara Sendiri
Perbedaan Kepanikan Warga Wuhan dan Indonesia terkait Virus Corona
Pasangan suami istri WNI yang baru saja dipulangkan dari Wuhan China mengungkap perbedaan tanggapan warga Indonesia dengan warga Wuhan terkait Virus Corona.
Pasangan suami istri yang bernama Firni dan Doddy itu menyampaikannya saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (4/3/2020).
Firni mengatakan pada awal kemunculan Virus Corona di Wuhan pada Desember 2019, masyarakat awalnya belum jelas mengetahui virus apa yang sebenarnya menyerang.
• Sekolah Internasional di Jakarta Diliburkan karena Ada Seorang Guru Diduga Terinfeksi Corona

"Kalau di Wuhan itu sebenarnya akhir Desember itu virus itu kita sudah diberitahu ada virus tapi belum jelas gitu."
"Sudah ada virus tapi kita masih belum tahu ini virus apa gitu," ujar Firni.
Firni menuturkan, pemerintah setempat baru menjelaskan virus tersebut pada awal Januari.
"Terus di awal Januari baru kita dikasih tau," sambungnya.
Lalu, Doddy yang duduk di samping Firni lantas menambahkan bahwa warga baru benar-benar panik saat pemerintah mengumumkan bahwa Wuhan akan dikunci.
"Ya kalau boleh saya tambahkan kepanikan ini muncul di Wuhan kalau saya perhatikan Bang Karni itu di tanggal 23 (Januari) saat Wuhan betul-betul di lockdown," ujar Doddy.
Sesaat setelah pengumuman Wuhan akan di lockdown, saat itulah warga berbondong-bondong pergi ke supermarket terdekat untuk membeli kebutuhan pokok.
"Itu setelah pengumuman pagi jam 8 setelah pemerintah mengumumkan nanti jam 10 pagi kota akan ditutup trasportasi ditiadakan itu masyarakat langsung rushing ke supermarket-supermarket terdekat, itu kan bisa terlihat," ujar Doddy.
Lalu, Pembawa Acara Karni Ilyas menimpali bahwa warga wajar panik lantaran mendengar kota akan ditutup.
Sedangkan, warga Indonesia sudah panik setelah mendengar dua orang terjangkit Virus Corona.
"Kalau itu kan gara-gara ditutup kalau kita kan baru diumumkan dua orang," kata Karni Ilyas.
"Ya itu perbedaannya di situ," ucap Doddy membenarkan.
Doddy melanjutkan, kota ditutup lantaran Virus Corona telah mengjangkit hingga 800 warga dan menyebabkan 25 orang meninggal.
• Ada Lebih Dari 100 Kasus Virus Corona di Amerika, Pebasket NBA Diminta Tidak Tos dengan Penggemar
• Rahasia di Balik Sembuhnya Seluruh Pasien Corona di Vietnam, Belum Ada Kasus Baru 15 Hari Terakhir
"Kepanikan itu muncul ketika kota dinyatakan akan ditutup."
"Waktu itu jumlah meninggal kalau saya tidak salah mungkin bisa dikroscek lagi itu 25 orang dan terinfeksi itu lebih dari 800 pada saat itu maka diputuskan kota itu ditutup," jelas Doddy.
Lantas, Karni Ilyas kembali menimpali bahwa kepanikan yang dirasakan warga Wuhan itu wajar lantaran sudah ratusan orang menjadi korban.
"Ya wajar kalau panik mah, tapi kita dua orang yang dikatakan positif dan juga masih dirawat kepanikan itu sudah terjadi kan, sudah luar biasa," ujar Karni Ilyas.
Sehingga, Pria 67 tahun itu bertanya-tanya mengapa kepanikan orang Indonesia sangat besar.
"Karena itu agak mengagetkan reaksi dari masyarakat, apa kita yang kurang sosialisasi dibanding di Wuhan," ungkapnya.
Lihat videonya mulai menit ke-10:00:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Mahfud MD Minta Jangan Dramatisir Virus Corona, Sindir Pemda Cianjur: Belum Jelas Sudah Konferensi,