Ari Wibowo Geram Banyak Orang Kunjungi Tempat Wisata di Tengah Wabah Corona: Itu Tindakan Kriminal
Ari Wibowo soroti aksi sejumlah warga Jakarta yang menyalahgunakan kebijakan bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah.
TRIBUNPALU.COM - Pemerintah tengah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.
Salah satunya adalah dengan membuat kebijakan bekerja, belajar dan beribadah dari rumah.
Namun rupanya kebijakan ini justru banyak disalahgunakan oleh sejumlah masyarakat.
Ini lantaran kebijakan bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah kurang dilengkapi informasi yang jelas.
Ari Wibowo mengaku sedih saat melihat banyak warga Jakarta yang memanfaatkan kebijakan tersebut untuk liburan.
• Virus Corona Mewabah, Pendatang yang Sempat Kunjungi 8 Negara Ini Bakal Dilarang Masuk ke Indonesia
• Pasien Pertama Corona di Wuhan Ditemukan, Peniliti Telusuri Sumber Utama Utama Covid-19
• Cara Erick Thohir Tangani Corona: Ubah Hotel jadi Ruang Isolasi dan Pesan 500.000 Alat Tes Covid-19
"Aku sedih atas ketidak-tahuan (atau ketidak-perdulian?) sebagian masyarakat DKI perihal tujuan 'liburan' yg diberikan Gub DKI," tulis Ari Wibowo di akun Instagramnya.
"Puncak macet total, Carita ramai dikunjungi warga Jakarta. Pahamkah bahwa tujuan anak diliburkan bukan utk jalan² tapi utk berdiam dirumah 14 hari?" sambung Ari Wibowo.
Adik kandung Ira Wibowo ini menyayangkan sikap warga Jakarta yang kurang mendukung upaya Pemprov dalam meredam wabah pandemi virus corona.
Lantas Ari Wibowo mencoba memberikan penjelasan terkait kebijakan tersebut untuk membantu mengudaksi warga Jakarta.
"Virus Covid-19 ini memiliki masa inkubasi 5-14 hari. Semua org bisa kena, seperti sakit flu umumnya, tergantung usia & kesehatan masing² orang. Akan tetapi, SEMUA BISA MENJADI CARRIER, walaupun tidak merasakan gejala sakit sedikipun."
"Jadi, jangan beranggapan krn kita tidak berasa sakit, lalu kita boleh jalan² ke mall atau pergi bertamasya. Tidak boleh, krn melalui kita sebagai CARRIER virus tsb, saudara kita seperti nenek-kakek ataupun org lain bisa saja kena krn berinteraksi dgn kita, dan bisa berakibat fatal bagi mereka!" papar Ari Wibowo.
Pria berdarah Jerman tersebut juga menyebutkan bahwa tindakan mengisolasi diri merupakan langkah pertama dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona.
"Kenapa kita hrs isolasi diri? Agar virus ini akan mati dgn sendirinya oleh sistem kekebalan kita (bagi yang immune systemnya kuat) & bagi yg tidak kuat dan jatuh sakit, bisa segera ditangani tim medis di RS rujukan pemerintah utk diobati & dikarantina sementara," sambungnya.
• Studi Terbaru Ungkap 86% Orang Terinfeksi Virus Corona Masih Berkeliaran & Menulari Orang Sekitarnya
• 12 Hari Meditasi di Gurun, Pemeran Joker Kaget Ada Wabah Corona di Dunia: Tak Tahu Apa yang Terjadi
Jika masyarakat selalu bersikap tak acuh, maka kemungkinan besar penyebaran virus corona akan sulit untuk dicegah.
"Yang namanya Virus selalu mencari HOST utk tetap hidup."
"Jadi kalau kita tidak perduli & tetap jalan² krn bosan di rumah, maka virus ini selalu akan menemukan tubuh baru utk menyebar & terus membunuh, sehingga 14 hari yg diberikan utk anak² tinggal di rumah juga sia2," ungkapnya.
Dia juga memberikan contoh kebijakan di Australia soal isolasi diri di rumah.
Ari Wibowo menuturkan bahwa pemerintah Australia akan memberikan sanksi berupa denda Rp76,13 juta hingga Rp761,35 juta untuk mereka yang keluar rumah.
Hal ini termasuk tindakan kriminal karena satu orang tersebut tidak mengutamakan rasa kepedulian yang bisa mengakibatkan orang lain sakit atau bahkan meninggal dunia.
"Di beberapa kota Australia sudah isolasi diri, warga yg tertangkap keluar rumah tanpa alasan mendesak, akan kena denda AUD$ 5,000-50,000 + hukuman penjara!"
"Why? Karena ketidak-perdulian 1 org bisa mengakibatkan orang lain sakit & meninggal.
Tidakan kriminal!" paparnya.
Di akhir pernyataannya Ari Wibowo berharap seluruh masyarakat untuk tetap mengikuti arahan dari pemerintah demi keamanan bersama.
"Bayangkan: tanpa diketahui, saat ini kita mungkin sedang membawa senjata mematikan (Covid-19) utk membunuh orang lain. Korbannya bisa siapa saja, termasuk orang² dekat yang kita cintai. Hargailah nyawa mereka," pungkasnya.
Seperti diketahui Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta segenap masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus corona dan penyakit Covid-19.
Salah satu caranya, menurut Jokowi, adalah dengan memulai mengurangi aktivitas di luar rumah.
"Saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah," ujar Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor, Minggu (15/3/2020).
• Update Virus Corona: Korban Meninggal di Italia Tembus 2.500 Orang
• Aktris Pengisi Suara Frozen 2, Rachel Matthews Umumkan Terjangkit Virus Corona
Menurut Jokowi, langkah ini perlu dilakukan agar penanganan Covid-19 bisa dilakukan dengan lebih maksimal.
"Agar penyebarannya bisa kita hambat dan stop," ujar Kepala Negara.
Selain itu, Jokowi juga meminta semua orang untuk mulai bekerja sama dan saling tolong-menolong agar penanganan Covid-19 bisa dilakukan dengan baik.
"Inilah saatnya bekerja bersama-sama, saling tolong-menolong dan bersatu padu. Gotong royong, kita ingin ini jadi gerakan masyarakat agar masalah Covid-19 bisa ditangani maksimal," ujar Jokowi.
(TribunPalu.com)