Kisah Yosafat, Sidang Skripsi harus Ditunda karena Pegawai Kampus Positif Terinfeksi COVID-19

Yosafat harus menerima keputusan kampus yang menunda sidang skripsinya di tengah wabah pandemi virus corona (COVID-19).

TRIBUNNEWS.COM/LUSIUS
Yosafat Lordimas (23) ketika ditemui di kediamannya di Jakarta Timur, Senin (23/3/2020). Yosafat, seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi di Jakarta Barat ini harus menerima keputusan kampus yang menunda sidang skripsinya di tengah wabah pandemi virus corona (Covid-19). 

TRIBUNPALU.COM - Yosafat Lordimas (23) seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi di Jakarta Barat ini harus menerima keputusan kampus yang menunda sidang skripsinya di tengah wabah pandemi virus corona (Covid-19).

Sidang skripsi Yosafat harusnya berlangsung pada semester genap 2019/2020 ini bersama tiga mahasiswa tingkat akhir lainnya.

Yos, sapaan akrab Yosafat, mengungkapkan, kampusnya menghentikan semua kegiatan belajar mengajar secara langsung dan menggantikannya dengan belajar online.

Termasuk menunda sidang skripsi bagi para mahasiswa tingkat akhir.

Polri Beri Dispensasi Bagi Pemotor yang Masa Berlaku SIM-nya Habis selama Wabah Virus Corona

Kasus Kematian Akibat Corona Kedua di DIY, Guru Besar UGM Tutup Usia, Memiliki Penyakit Penyerta

RS di Italia Kekurangan Ventilator, Pasien Corona Usia di Atas 60 Tahun Direlakan Meninggal

Kemungkinan, sidang skripsi bagi para mahasiswa tingkat akhir akan digantikan dengan sidang online melalui video tele conference.

Hal ini, lanjut Yos, dilakukan pihak kampus menyikapi imbauan social distancing yang diterbitkan pemerintah RI. Terlebih seorang pegawai universitas telah dinyatakan positif virus corona.

"Sidang skripsi saya terpaksa ditunda sementara ini dan kemungkinan akan digantikan dengan sidang online. Ini adalah langkah tepat yang diambil kampus untuk mencegah penyebaran Covid-19," kata Yos kepada Tribun, Jakarta, Senin (23/3/2020).

"Kemarin pun sempat ada pegawai positif Corona. Ya cuma bisa maklum dan mendukung keputusan ini," imbuhnya.

Kecewa memang dirasakan Yos. Bersama dua orang rekannya, ia senantiasa menghimpun dan menggarap data penelitian selama empat bulan.

Menurutnya mengumpulkan data-data penelitian lebih sulit didapat dibanding mengolahnya.

"Mengolah data skripsi lebih mudah dibanding mendapatkan," kata Yos singkat.

Yosafat ketika ditemui di kediamannya di Jakarta Timur, Senin (23/3/2020).
Yosafat ketika ditemui di kediamannya di Jakarta Timur, Senin (23/3/2020). (TRIBUNNEWS.COM/LUSIUS)

Pulang dari Kolombia, Song Joong Ki Bakal Dikarantina Selama Dua Pekan

Ria Ricis Diamuk Tetangga hingga Didiet Maulana karena Tetap Syuting di Tengah Wabah Corona: Egois!

Yos mengutarakan, ia sebenarnya ingin segera merasakan sensasi kebahagiaan menyambut topi wisuda di kepalanya. Juga menggenggam ijazah kelulusan di tangannya.

Dengan lulus kuliah, mahasiswa tingkat akhir ini berpendapat dirinya akan mandiri secara finansial dan membebaskan kedua orangtuanya dari belenggu finansial menanggung pendidikan dan kebutuhan sehari-hari Yos.

"Sebenarnya ingin juga cepat lulus, ingin megang ijazah kelulusan. Lulus kan bisa mencari kerja. Dapat kerja berarti membebaskan orang tua saya dari menanggung kebutuhan saya sebagai anak," ungkap Yosafat.

Namun, wabah pandemi virus corona di Indonesia kian mengganas.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved