Tangani Covid-19, Achmad Yurianto: Ada 3 Prioritas Utama untuk Jalani Rapid Test Virus Corona

Achmad Yurianto menjelaskan siapa saja yang menajadi prioritas utama untuk menjalani rapid test.

Fransiskus Adhiyuda/Tribunnews.com
Juru bicara (jubir) pemerintah untuk penanganan virus corona (Covid-19) Achmad Yurianto. 

"Maka kita siapkan di sana untuk melakukan penjaringan semua kunjungan puskesmas dari penduduk disekitar situ dengan keluhan yang dicurigai mengarah ke Covid-19," sambungnya.

"Jadi ada tiga prioritas ini yang kita kedepankan, karena jumlah alat rapid test ini juga tidak sebanyak jumlah penduduk di Indonesia," tegas Yuri.

Listrik Gratis Mulai Bisa Diakses oleh Pengguna Token dan Reguler! Begini Caranya

Pakar Epidemologi Nilai Pemerintah Perlu Lakukan Rapid Test Lebih Massal

Dalam penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid-19), Pakar Epidemologi FKM UI, Pandu Riono menilai perlu mengidentifikasi penduduk dengan melakukan rapid test yang lebih massal.

"Yang sekarang sudah dilakukan pemerintah kurang massal dan tidak menggunakan cara-cara yang kita harapkan bisa mengidentifikasi secara dini," kata Pandu yang dikutip dari Tribunnews.com. 

"Jadi kita perlu, karena semuanya hanya 10 persen, kalau kita mau menemukan 100, kita harus periksa 1.000," tambahnya.

Oleh karena itu, Pandu menilai pemerintah juga perlu menjalankan rapid test ini secara sistematik dengan berfokus pada penduduk yang berisiko.

Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengaku salut kepada pemerintah setelah ditetapkannya status kedaruratan kesehatan masyarakat.
Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono  (YouTube KOMPASTV)

Dengan demikian, diharapkan klaster-klaster penularan terbaru dapat teridentifikasi dan angka penularan Covid-19 dapat lebih ditekan.

"Kita perlu lagi fokus pada penduduk-penduduk yang beresiko dan tes ini kita lakukan secara sistematik," kata Pandu.

"Kita harus mengidentifikasikan klaster-klaster baru sehingga kita bisa stop di pencegahan, stop orang-orang yang tertular baru," tambahnya.

Hal ini karena, menurut Pandu, tugas yang harus dilakukan saat ini adalah menurunkan jumlah penularan yang terjadi.

Dengan begitu, diharapkan grafik penularan Covid-19 di Indonesia dapat menurun pada bulan yang akan mendatang.

"Karena tugas kita yang sekarang adalah merendahkan puncak (penularan), jadi flatten the curve, dan menunda supaya puncak yang tadi sudah rendah ini tidak terjadi dua bulan lagi tapi kita bisa tunda pada bulan yang akan datang," tutur Pandu.

"Sehingga, kapasitas layanan kesehatan bisa mampu merawat dan bisa menekan kematian yang ada," sambungnya.

Update Covid-19 secara Global, Per 3 April 2020: Lebih dari 200.000 Kasus Terkonfirmasi Ada di AS

Lansia Perampok Toko Emas Diduga Meninggal Dunia karena Covid-19, Polisi Telusuri Awal Penularannya

Update Covid-19 di Indonesia per Kamis (2/3/2020)

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved