Anies Baswedan Akui Ada Lonjakan Angka Kematian di Jakarta pada Maret 2020, Lebih dari Seribu

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengakui adanya lonjakan kasus kematian misterius pada Maret 2020.

Editor: Imam Saputro
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan dua tempat pemakaman umum (TPU) untuk memakamkan pasien terjangkit virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia, yakni di TPU Tegal Alur di Jakarta Barat dan TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur. Jenazah yang dapat dimakamkan di sana, yakni yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan berstatus positif terjangkit virus corona. 

Ia menilai dengan data tersebut, pihaknya akan lebih mudah menyelamatkan orang-orang yang berinteraksi dengan pasien yang positif Covid-19.

"Begini, nomor satu, Coronavirus atau Covid-19 ini bukan penyakit aib, ini sama sekali bukan aib."

"Justru kita harus mengetahui siapa yang kena, di mana, supaya bisa menyelamatkan keluarganya, tetangganya," ujar Anies.

Pasalnya, penyakit Covid-19 ini diketahui sering ditemui tanpa gejala.

Mereka tiba-tia mendadak sesak nafas hingga harus dirawat di rumah sakit.

"Karena kalau itu taunya terlambat itu yang kita banyak kita temui di banyak rumah sakit-rumah sakit."

"Banyak orang yang tidak ada gejalanya, terus tahu-tahu mendadak sesak napas, mendadak sulit bernapas."

"Yang sifatnya mendadak-mendadak begini tertanganinya jadi lambat," jelas Anies.

Anies menuturkan, semakin pihaknya banyak tahu di mana saja  yang sakit, maka semakin banyak pula orang yang diketahui berkontak langsung dan harus segera ditangani.

Pernyataan Anies soal Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunggu keputusan Kementerian Kesehatan tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi perhatian khusus presenter Aiman Kompas TV pada Senin (6/4/2020).
Pernyataan Anies soal Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunggu keputusan Kementerian Kesehatan tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi perhatian khusus presenter Aiman Kompas TV pada Senin (6/4/2020). (Channel YouTube Kompas TV)

"Jika kita mengetahui di mana yang sakit, siapa yang terkena, lalu keluarganya bisa langsung dites, bisa langsung karantina mandiri, lalu tetanggannya yang ada interaksi bisa dites, koleganya bisa dites," ucapnya.

Menurutnya, langkah yang dilakukan itu akan lebih efektif untuk menangani kecepatan penularan virus.

"Inilah cara bekerja lebih cepat dari penyebaran virusnya."

"Ketika kita mendeteksi siapa langsung ditutup di situ, langsung didatangi, tes keluarganya, tes tetangganya, tes koleganya," ungkapnya.

Meski demikian, pria lulusan Universitas Gadjah Mada ini menegaskan tidak akan membuka data pasien ke publik.

"Nah kita harus bergerak secepat itu, tapi kalau tesnya tidak keluar, setelah keluar kemudian tidak diumumkan, tidak diketahui," ujar Anies.

"Tidak diketahui itu maksudnya tidak diumumkan pada yang bersangkutan, pada keluarganya bukan diumumkan pada publik karena itu menyangkut kerahasiaan medis."

"Tapi ini untuk langkah pencegahan supaya bekerja lebih cepat," sambungnya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Anies Benarkan Ada Lonjakan Kematian Misterius di Jakarta pada Maret: Diminta Bawa Peti

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved