Virus Corona

Viral Kontroversi Kelompok Sajadah Fajar, Tak Mau Buka Data Meski Jemaah Meninggal karena Corona

“Ini jadi masalah tersendiri. Kalau memang mereka ada yang tertular maka mereka akan menularkan kepada orang lain," kata Harisson kepada wartawan

KOMPAS.COM/HENDRA CIPTA
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harrison saat menggelar jumpa pers terkait kasus pasien yang mengalami gejala mirip corona di Kantor Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, Senin (3/2/2020) 

TRIBUNPALU.COM - Kelompok agama Sajadah Fajar di Kalimantan Barat tengah menjadi kontroversi.

Hal ini terjadi menyusul dua jemaah Sajadah Fajar di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Minggu (1/3/2020) yang meninggal dunia karena corona.

Sajadah Fajar merupakan kependekan dari shalat berjemaah di waktu fajar. para jemaah menggelar shalat subuh dari masjid ke masjid secara berpindah-pindah.

Kontroversi pun terjadi karena mereka tetap melakukan kegiatan ramai-ramai berpindah-pindah masjid untuk salat Subuh di saat pandemi Virus Corona

Alhasil, Satu di antara jemaah, perempuan 69 tahun terkonfirmasi positif Covid-19 dan meninggal dunia, Sabtu (21/3/2020).

Sedangkan satu jemaah lainnya, perempuan 68 tahun, jenazahnya ditemukan di rumahnya, Minggu (6/4/2020). Dia diduga meninggal dunia sejak dua hari yang lalu. 

Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harisson mengaku, pihaknya kesulitan melakukan tracing siapa saja jemaah yang ikut dalam kegiatan tersebut, lantaran ketua panitianya enggan memberikan data lengkap.

Update Corona Dunia Per Selasa, 7 April 2020 Siang: Total Pasien Positif Capai 1.347.435 Orang

Cegah Penyebaran Virus Corona, Majelis Desa Adat Bali Wacanakan Nyepi Tiga Hari

“Ini jadi masalah tersendiri. Kalau memang mereka ada yang tertular maka mereka akan menularkan kepada orang lain," kata Harisson kepada wartawan, Minggu malam.

Jika tak juga menyerahkan daftar nama, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan melaporkan hal ini ke kepolisian. 

"Jika ketuanya masih tidak mau menyerahkan data jemaah, kita akan laporkan ke polisi," ucap Harisson.

Harisson juga meminta kepada seluruh jemaah Sajadah Fajar yang digelar di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar, untuk segera melapor ke Dinas Kesehatan masing-masing kabupaten dan kota.

"Jika melapor, akan kami lakukan rapid test. Jangan takut melapor," ujar Harisson.

Sebelumnya, seorang perempuan berusia 68 tahun ditemukan tewas di rumahnya di Jalan Johar, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (6/4/2020) malam.

Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harisson menerangkan, perempuan tersebut tinggal sendiri dan diduga telah meninggal sejak dua hari yang lalu.

"Dia tinggal sendiri karena anaknya di Jakarta," kata Harisson kepada wartawan, Senin malam.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved