Ramadan 2020

MUI Rilis Panduan Ibadah Ramadan selama Wabah Virus Corona, termasuk Percepat Pembayaran Zakat

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun telah mengeluarkan sejumlah panduan ibadah selama bulan Ramadan 1441 Hijriah.

Tangkap layar channel YouTube BNPB
Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Asrorun Ni'am Sholeh. 

TRIBUNPALU.COM - Dalam waktu tak lama lagi, umat Muslim akan menyambut datangnya bulan Ramadan di tengah pandemi virus corona Covid-19.

Dengan adanya wabah, tentu ada beberapa hal yang berbeda.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun telah mengeluarkan sejumlah panduan ibadah selama bulan Ramadan 1441 Hijriah.

Panduan tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh di Graha BNPB, Jakarta, Senin (13/04/2020).

Menurut Asrorun pandemi Covid-19 bisa menjadi bala atau menjadi rahmat tergantung bagaimana masyarakat menyikapinya.

"Bagaimana kita secara bersama-sama memastikan bahwa Covid-19 ini sebagai rahmat bagi kita."

"Untuk memetik hikmah dan menjalankan kegiatan-kegiatan ibadah secara lebih seksama." katanya dikutip dari channel YouTube BNPB.

MUI Sebut Puasa akan Menyehatkan dan dapat Meningkatkan Imun untuk Cegah Virus Corona

Corona Semakin Mewabah, Kemenag Imbau Seluruh Ibadah di Bulan Ramadan Dilakukan dari Rumah

9 Poin Imbauan Menteri Agama soal Ibadan Bulan Ramadan di Tengah Pandemi Virus Corona Covid-19

Dalam kesempatan tersebut, Asrorun meminta masyarakat untuk menyiapkan berbagai kebutuhan dalam rangka menyambut bulan suci, baik secara fisik maupun batin.

Termasuk adanya pemahaman baru dalam menjalankan ibadah selama bulan Ramadan di tengah-tengah pandemi Covid-19.

"Kondisi baru menuntut pemahaman baru dan juga cara-cara baru namun masih dalam koridor syariah."

"Covid-19 bukan halangan untuk pelaksanaan ibadah," tandas Asrorun.

Ia juga memandang, ibadah selama bulan Ramadan juga bisa dijadikan momentum emas untuk mempercepat penanganan Covid-19.

Utamanya melalui berbagai macam ibadah yang telah diadaptasi sebagai bentuk penyesuaian terhadap kondisi seperti pandemi saat ini.

Pertama panduan Ramadan yang disampaikan Asrorun adalah puasa adalah benteng dari paparan Covid-19.

Ia berpendapat dengan melakukan menjalankan puasa secara baik dan benar, mampu meningkatkan imunitas dan kesehatan seseorang.

"Puasa yang benar, dengan menu makanan yang sehat, gaya hidup sehat, sahur secukupnya. Niscaya akan melahirkan kesehatan."

"Di dalam sahur maupun berbuka terdapat berkah," beber Asrorun.

Kemudian, panduan Ramadan kedua adalah menjadikan rumah sebagai pusat ibadah.

Rumah menjadi episentrum kegiatan ibadah, baik ibadah kepada Tuhan (habluminallah) maupun ibadah dengan sesama manusia (habluminannas)

"Ibadah tarawih bisa dilaksanakan dengan istri dan anak-anak," kata Asrorun.

Percepat Penanganan Covid-19 di Indonesia, Jokowi: Setiap Hari Setidaknya Bisa Ada 10 Ribu Tes PCR

Google Doodle Hari Ini Sampaikan Terima Kasih untuk Dokter dan Perawat yang Tangani Virus Corona

Sempat Dirawat di Rumah Sakit dan Masuk ICU, PM Inggris Boris Johnson Akhirnya Diizinkan Pulang

Beri Dukungan Moril, Warga Tasikmalaya Sambut Pasien Sembuh Covid-19 dengan Spanduk Selamat Datang

Berdasarkan penjelasan Asrorun, pandemi Covid-19 melahirkan hikmah bagi umat Islam, yakni mempererat tali kekeluargaan dan kehidupan harmonis di dalam rumah tangga.

Asrorun melanjutkan, Covid-19 juga bukan penghalang ibadah lainya seperti sedekah, infak, serta zakat.

Ia mengatakan saat ini adalah momentum tepat untuk menyalurkan bantuan utamanya dari yang memiliki kecukupan harta kepada pihak-pihak yang terdampak Covid-19 secara langsung maupun tidak.

"Memantu penyedia APD untuk tenaga medis, atau memberikan sembako atau kebutuhan pokok dan lain sebagainya."

"Derita mereka adalah derita kita, masalah mereka adalah masalah kita," tegasnya.

Terakhir, panduan ibadah Ramadan selama pandemi Covid-19 adalah mempercepat pembayaran zakat harta atau mal.

Asrorun menjelaskan berdasarkan fatwa ijtima ulama komisi fatwa tahun 2018 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan memperbolehkan pembayaran zakat mal meskipun belum memenuhi batasan.

"Setiap muslim yang memiliki penghasilan mencapai nisab setiap bulanya, maka dia diperbolehkan membayar meskipun belum mencapai satu tahun."

"Ini semata untuk kepentingan memberikan dukungan dan juga meringankan fakir miskin yang terdampak Covid-19," tuturnya.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved