Virus Corona
RSUP dr Kariadi Beri Klarifikasi Terkait Jumlah Tim Medis yang Positif Covid-19: yang Benar 34
RSUP dr Kariadi Semarang menglarifikasi jumlah tenaga medis dan pegawai yang semula diberitakan 46 orang dinyatakan positif covid-19.
TRIBUNPALU.COM - Dikabarkan bahwa ada 46 tenaga medis di RSUP dr Kariadi Semarang yang positif terinfeksi Covid-19.
Namun rupanya jumlah tersebut diklarifikasi oleh pihak RSUP dr Kariadi.
Berdasarkan pemeriksaan pada tanggal 14 April 2020, Direktur Utama, dr Agus Suryanto menyampaikan untuk tenaga medis atau pegawai medis sejumlah 34 orang.
"Setelah ditelusuri ternyata ada 2 nama, lalu ada keluarga yang juga ikut diperiksa dalam satu rangkaian.
Dia bersyukur, tenaga medis yang dinyatakan positif tanpa gejala.
• Mahasiswa UNS Positif Corona, Rektor Kirim Pesan Ini untuk Orang Tuanya: Tenang, Putrimu Kami Jaga
• Temannya Terinfeksi Corona dan Kritis, Chand Kelvin Cari Pendonor Darah dari Pasien yang Sembuh
• Corona Makin Mewabah, BKN Beri Penjelasan Soal Kelanjutan Nasib Peserta Lolos SKB CPNS 2019
Untuk komposisi tenaga kesehatan yang dinyatakan positif yakni, 4 dokter spesialis bedah syaraf.
Untuk dokter spesialis lain yakni, 1 dokter spesialis penyakit dalam, dan 1 dokter anak.
"Kemudian Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) ada 24 orang dan yang paling mencolok adalah 15 PPDS bedah.
Untuk yang nondokter ada 2 fisioterapis, 1 tenaga administrasi, dan 1 tenaga perawat," ungkapnya.
Dia menuturkan, terdapat lonjakan tinggi di kelompok dokter bedah termasuk PPDS bedah yakni jumlah 15.
"Bukan 16 yang seperti diberitakan. Yakni jumlahnya 16 dokter PPDS dokter bedah dan 4 dokter syaraf. Untuk mencolok yang kedua ada di 5 PPDS Obstretri," ungkapnya.
Dari perkembangan rumah sakit setelah dilakukan penelusuran terhadap kejadian tersebut, peningkatan itu menurut dr Agus terjadi di beberapa locus.
"Pertama, di locus kelompok dokter bedah, jadi ini salah satunya teridentifikasinya terlambat yakni setelah dilakukannya operasi.
Hal itu, sehingga sebetulnya bukan dari pasien covid-19. Jadi ini satu kluster di khusus bedah.
Jadi karena tidak diidentifikasi dengan baik, kebetulan pasien bedah itu karena pulang paksa yang ternyata orangtua pasien itu secara pemeriksaan itu positif," ungkapnya.
• WHO Khawatir akan Banyak Negara yang Mengikuti Langkah China Melakukan Revisi Data Korban Covid-19
• Amien Rais Cs Gugat Perppu Penanganan Covid-19, Pihak Istana: Biar Pengadilan yang Memutuskan