Kabar Internasional

Laporkan 5.000 Kematian Hanya dalam Semalam, Presiden Ekuador Akui Negaranya Gagal Hadapi Covid-19

Presiden Ekuador, Lenin Moreno akui negaranya gagal hadapi krisis kesehatan di tengah pandemi Covid-19 setelah laporkan 5.000 kematian dalam semalam.

Jose Sanchez / AFP
Orang-orang menunggu di samping peti mati dan kotak kardus untuk menguburkan orang-orang yang mereka cintai di luar kuburan di Guayaquyil, Ekuador, pada 6 April 2020 - Presiden Ekuador, Lenin Moreno akui negaranya gagal hadapi krisis kesehatan di tengah pandemi Covid-19 setelah laporkan 5.000 kematian dalam semalam. 

TRIBUNPALU.COM - Gempuran wabah virus corona (SARS-CoV-2) ini tak mengenal ampun di wilayah Amerika Latin.

Tepatnya di Ekuador, situasi kacau dan memprihatinkan tampak di jalanan Kota Guayaquil, Provinsi Guaya.

Ketidaksiapan fasilitas kesehatan, pemulasaraan, dan pemakaman jenazah membuat negara itu ambruk dan memperlihatkan ribuan jenazah warganya yang meninggal dunia di rumah baik karena Covid-19 maupun bukan.

Dikutip dari BBC Indonesia, setidaknya 6.700 orang meninggal dunia pada dua minggu pertama April di sana.

Kematian tersebut tidak hanya terkait Covid-19, tetapi jenazah dengan kondisi kesehatan lainnya juga terdampak lantaran layanan kesehatan setempat yang lumpuh.

Jenazah Covid-19 Hilang setelah Terlantar di Jalanan Ekuador, Keluarga: Jasad Pamanku Entah di Mana

Seorang pekerja di sebuah rumah duka di Guayaquil, menceritakan betapa mengerikannya pemandangan kota mayat itu.

"Kami sudah melihat orang meninggal di mobil, di ambulans, di rumahnya, di jalanan," kata Katty Mejia.

Tak ayal Kota Guayaquil disebut sebagai kota mayat sebab banyaknya peti dan kantong jenazah yang menenuhi tepian jalan kota tersebut.

"Salah satu alasan mereka tidak dirawat di rumah sakit karena alasan kekurangan tempat tidur. Jika mereka ke klinik swasta, mereka harus membayar dan tidak semua orang punya uang," katanya.

Banyak dari perusahaan pemulasaraan dan pemakaman jenazah memilih tutup sementara karena khawatir akan terjangkit virus corona.

Maka dari itu, keluarga yang putus asa membiarkan mayat kerabatnya tergeletak di depan rumah, sedangkan sebagian lainnya membiarkan jenazah berada di tempat tidur selama berhari-hari.

300 Jenazah Covid-19 Berhari-hari Tergeletak di Jalanan Ekuador, Kontainer jadi Kamar Mayat Darurat

Kota Guayaquil juga mulai kehabisan ruang untuk menguburkan mayat sehingga memaksa sebagian orang untuk membawa jenazah kerabat ke kota tetangga untuk dimakamkan di sana.

Kebutuhan untuk menguburkan jenazah sangat tinggi hingga sebagian warga menggunakan kotak karton atau peti kardus sebagai peti mayat.

Bahkan narapidana juga dikerahkan untuk membuat peti mati dari kayu.

Seorang pria (R) yang mengenakan masker sedang menunggu jenazah kerabatnya di sebelah seorang pekerja kesehatan di luar rumah sakit di Guayaquil, Ekuador pada 1 April 2020.
Seorang pria (R) yang mengenakan masker sedang menunggu jenazah kerabatnya di sebelah seorang pekerja kesehatan di luar rumah sakit di Guayaquil, Ekuador pada 1 April 2020. (Enrique Ortiz / AFP)

Presiden Ekuador akui gagal tangani krisis kesehatan

Halaman
1234
Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved