Virus Corona
300 Jenazah Covid-19 Berhari-hari Tergeletak di Jalanan Ekuador, Kontainer jadi Kamar Mayat Darurat
Sekira 300-an jenazah Covid-19 yang meninggal di rumah dibiarkan tergeletak selama berhari-hari di jalanan Ekuador, kontainer jadi kamar mayat darurat
TRIBUNPALU.COM - Wabah SARS-CoV-2 yang menyerang 1,2 juta jiwa di 208 negara dan wilayah ini, membuat dunia kewalahan menghadapinya.
Terutama dalam dunia kesehatan yang terus berada di garda terdepan dalam memerangi wabah pandemi Covid-19.
Tak hanya soal perawatan pasien virus corona di rumah sakit, pemulasaraan jenazah pun mengalami kekacauan.
Seperti yang terjadi di Ekuador, Amerika Tengah, situasi memprihatinkan tampak di jalanan Kota Guayaquil, Provinsi Guaya.
Pemandangan itu tampak saat banyak kotak peti dan kantong jenazah tergeletak di pinggir jalan selama berhari-hari yang belum diurus oleh otoritas kesehatan setempat.

• Video Mencekam Deretan Truk Militer Italia Membelah Malam untuk Angkut Jenazah Korban Virus Corona
Dikutip dari BBC Indonesia, hal tersebut terjadi lantaran pemakaman umum di sana ikut ambruk di tengah wabah pandemi ini.
Sebab, pihaknya kewalahan untuk mengurus jenazah baik dari pasien Covid-19 maupun jenazah dengan penyebab kematian lainnya.
Untuk mengatasi hal ini, Presiden Ekuador, Lenin Moreno membantuk tim gabungan untuk membantu pemulasaraan jenazah.
Dari data pekan terakhir Maret, ada lebih dari 300 yang meninggal di rumah dan kemudian diangkut oleh kepolisian setempat.
Tak hanya itu, sejumlah gelandangan pun tergeletak dalam keadaan meninggal di tepian jalan.

• 639 Jenazah Dimakamkan dengan Protap Covid-19 di Jakarta, Tidak Semuanya Positif Corona
Berbagai kisah pun diceritakan oleh keluarga korban dan tetangga mereka kepada BBC Mundo.
Seorang warga Guayaquil, Jesica Castaneda, sang paman meninggal pada 28 Maret.
Keluarganya pun menghubungi rumah sakit terdekat dan nomor ambulans lantaran tak ada yang berani memegang jasad korban karena khawatir virus corona.
Sayangnya, pihak rumah sakit hanya meminta untuk bersabar dan menunggu.
"Pamanku meninggal 28 Maret, dan tidak ada yang membantu mengurus jenazahnya. Kata rumah sakit, mereka tak punya pengangkut jenazah, dan kami tak bisa meminjam karena ia meninggal di rumah. Kami memanggil ambulans, tapi cuma diminta bersabar. Sekarang jenazahnya masih di tempat tidur, sama seperti waktu dia meninggal. Tak ada yang berani menyentuhnya," cerita Jesica Castaneda.