Virus Corona Disebut bisa Menular lewat Kentut, Dokter: Ada Kemungkinan, tapi Itu Sulit Terjadi
Dokter Spesialis paru asal Indonesia menanggapi soal kemungkinan virus corona Covid-19 menular lewat buang angin atau kentut.
TRIBUNPALU.COM - Wabah virus corona Covid-19 yang kini telah dinyatakan sebagai pandemi global oleh WHO menyebar begitu cepat dan masif ke seluruh dunia.
Inilah mengapa, cara penularan virus bernama ilmiah SARS-CoV-2 tersebut harus diwaspadai guna menekan laju penyebaran infeksi.
Penularan virus corona kini diketahui bisa menyebar melalui berbagai macam cara dan media, baik secara kontak langsung mupun secara tidak langsung.
Satu di antaranya melalui kontak langsung dengan orang yang tertular maupun droplet orang positif virus corona terpercik di sekitar kita.
Namun, kini yang menjadi perhatian adalah apakah virus corona juga bisa menular melalui buang angin atau kentut.
• Dewan Pakar IDI: Virus Corona Bisa Mati Sendiri setelah Masa Inkubasi, tapi Imunitas Jadi Taruhan
• Donald Trump Kencangkan Tuduhan Bahwa China Pembuat Virus Corona, Sudah Siapkan Ancaman
• Bill Gates Peringatkan Wabah seperti Virus Corona Covid-19 Bisa Terjadi setiap 20 Tahun Sekali
• Bill Gates hingga Mark Zuckerberg, 10 Miliarder Dunia Punya Cara Bantu Tangani Pandemi Covid-19

Dikutip TribunWow.com dari kanal Kompas TV, Minggu (19/4/2020), seorang dokter asal Australia, Andy Tagg menyebut kentut dapat menjadi cara penularan baru virus corona.
Menanggapi hal tersebut, dokter spesialis paru asal Indonesia, dr. Erlang Samoedro Sp.P kemudian turut mengonfirmasi hal tersebut.
Menurutnya memang ada kemungkinan Covid-19 bisa menular melalui buang angin atau kentut.
Bukan tanpa alasan, faktanya virus corona ternyata juga terdapat pada feses seorang yang terinfeksi.
"Ada kemungkinan tentang virus corona ini menular melalui buang air dari penderita," ujar dr. Erlang
"Secara faktanya, virus ini ditemukan di kotoran penderita."
"Jadi kotoran penderita itu bisa mengandung virus ini," tambahnya.
Oleh karena itu secara teknis dr Erlang menyebut bahwa Covid-19 memang bisa menular melalui kentut.
Akan tetapi secara praktik hal tersebut sulit terjadi.
Alasannya sederhana, saluran kentut seseorang umumnya akan selalu tertutup rapat apabila bersinggungan dengan orang banyak.
Sehingga kalaupun ketut tersebut mengandung virus corona, akan sulit sekali keluar ke udara karena tertutup pakaian.
"Nah apakah bisa menular melalui buang angin? Secara teknis masih mungkin menular dari buang angin, tapi secara praktik sangat sulit untuk terjadi," jelasnya.
"Karena orang ketika bertemu dengan orang lain itu menggunakan celana atau penutup di bagian bawah kita."
"Sehingga sangat jarang sekali untuk bisa keluar ke udara bebas karena menggunakan pakaian tertutup."
"Sedangkan yang paling mungkin terjadi adalah ketika orang berbicara atau batuk dan tidak menggunakan masker sehingga percikan air liur itu bisa sampai ke orang yang di sekitarnya," tutup dr Erlang.
Simak video selengkapnya:
• Penolakan Jenazah Perawat Covid-19, IDI: Kami Mengecam Keras dan Tindakan Tersebut tidak Pantas
• Eka Gustiwana hingga Yovie Widianto Ciptakan Lagu Berisi Pesan dan Dukungan Hadapi Virus Corona
• Nunung dan Saudaranya Masih Punya Keinginan yang Belum Terwujud demi Kesembuhan Ibunda
Perokok Memiliki Risiko Tertular dan Kematian akibat Covid-19 Lebih Tinggi
Perokok atau seorang dengan kebiasaan merokok disebut memiliki risiko kematian dan penularan virus corona lebih tinggi.
Hal tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Isman Firdaus di kanal Youtube KompasTV, Kamis (16/4/2020).
Isman mengatakan beberapa penelitian melaporkan bahwa telah terjadi peningkatan risiko terpapar Covid -19.
Sebut saja WHO dan beberapa penelitian dari Eropa dan Amerika.

Khusus untuk pasien positif Covid-19 yang merokok, setidaknya risiko kematiannya jauh lebih tinggi daripada pasisen biasa.
"Baru-baru ini beberapa peneliti dari WHO, Eropa dan US juga sudah melaporkan bahwa terjadi peningkatan risiko terjadinya Covid-19 dan juga kematian pada pasien-pasein dengan perokok."
Untuk hipotesis yang mendukung tingginya risiko penularan Covid-19, penggunaan rokok dari jari menuju mulut merupakan pintu masuk yang jelas untuk mempermudah kontaminasi virus corona.
Selain itu, kandungan rokok juga bisa membukakan ruang untuk virus Covid -19 ini higgap pada sel di dalam paru-paru.
Hal itu lah yang kemudian membuat pasien dengan riwayat perokok bisa mengalami infeksi lebih berat.
"Banyak teori maupun hipotesis-hipotesis yang merangkan hal ini, salah satunya WHO menyampaikan bahwa penggunaan rokok dari jari terus masuk ke mulut akan memepermudah kontaminasi dari virus Covid-19 itu sendiri," ujar Isman.
"Dan beberapa dengan hipotesis adanya peningkatan enzim ss yang bisa meningkatkan tempat bagi Covid -19 hinggap di sel-sel dalam paru-paru."
"Itu salah satu kenapa pasien-pasien atau individu yang merokok mengalami kesulitan atau terjadi infeksi lebih berat," tambahnya.
Untuk menguatkan asumsi tersebut, Isman juga menyertakan statisti dari Wuhan tempat di mana wabah ini mulai menyebar.
Data dari Wuhan menunjukan, setidaknya ada 12,8 - 20 persen pasien yang masuk ke ICU adalah pasien-pasien yang merokok aktif.
Dari angka tersebut, Isman mengatakan bahwa sebagian besar pasien perokok tersebut berakhir dengan kematian di ruang intensif.
Dengan kata lain telah terjadi infeksi berat pada pasien virus corona yang merokok.
Itulah kenapa merokok memiliki andil besar pada bagi penularan dan risiko kematian akibat virus corona.
"Dan sebagian besar pasien yang merokok ini meninggal di ruang perawatan intensif, dan banyak di antaranya masuk ke ventilator (mesin nafas)."
"Jadi itulah kenapa merokok ini memiliki implikasi yang berat pada kondisi klinis pasien Covid-19," tandasnya.
Lihat videonya mulai menit ke 01.30
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Penularan virus corona Bisa Terjadi Melalui Kentut, Simak Penjelasan Dokter Erlang Samoedro
Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Ananda Putri Octaviani