Ramadan 2020

Lagi Haid saat Bulan Ramadan? Simak 8 Jenis Ibadah yang Dilarang dan 4 Amalan yang Bisa Dilakukan

Simak delapan jenis ibadah yang dilarang dan empat amalan yang bisa dilakukan wanita yang sedang haid saat bulan Ramadan.

Editor: Imam Saputro
abiumi.com
Ilustrasi - Simak delapan jenis ibadah yang dilarang dan empat amalan yang bisa dilakukan wanita yang sedang haid saat bulan Ramadan. 

Perempuan yang sedang haid sering merasa bingung apa yang ia harus kerjakan saat Ramadan, tapi empat amalan berikut bisa dilakukan untuk menambah pahala dan delapan larangan yang harus dihindari

TRIBUNPALU.COM - Ramadan menjadi bulan di mana seluruh umat muslim berlomba-lomba mengumpulkan pahala dengan memperbanyak ibadah.

Selain menjalankan ibadah wajib puasa, banyak pula amalan-amalan lain yang mendatangkan pahala.

Namun, bagaimana dengan muslim, khususnya perempuan yang tidak dapat melaksanakan puasa karena haid?

Sebab, setiap bulan wanita akan mengalami siklus haid atau menstruasi, sehingga saat Ramadan tiba, kaum hawa tidak diperbolehkan berpuasa dan menjalankan salat.

Apabila tetap menjalankan ibadah tersebut, justru dapat mendatangkan dosa.

Bagaimana Hukum Keramas di Siang Hari saat Ramadhan? Ini Cara yang Benar agar tak Membatalkan Puasa

Dirangkum TribunPalu.com dari www.nu.or.id, berikut delapan jenis ibadah yang dilarang bagi perempuan yang sedang haid atau nifas:

1. Salat

Dalam keseharian salat bagi perempuan haid memang dilarang.

Sebab, dalam menjalankan salat diwajibkan suci dari hadas besar maupun kecil dengan cara berwudu.

Maka hal tersebut juga berlaku di bulan suci Ramadan.

Selain itu, studi modern membuktikan bahwa gerakan salat sama seperti olahraga sehingga dapat membahayakan wanita yang sedang haid.

Kegiatan ruku dan sujud dalam salat berbahaya karena akan meningkatkan peredaran darah ke rahim yang akan dikeluarkan dalam bentuk darah menstruasi.

Semakin banyak melakukan ruku dan sujud tentu saja sel rahim dan indung telur ini akan semakin banyak menyedot banyak darah dari sistem peredaran darah.

Hasilnya banyak darah mengalir ke rahimnya dan kehilangan darah yang terus menerus juga mengakibatkan perempuan lebih gampang lelah, memiliki kadar emosi yang naik turun.

Selain itu, wanita menjadi rentan terkena anemia dan kehilangan zat besi ketika sistem peredaran darah banyak mengalirkan darah ke rahim yang dikeluarkan menjadi darah menstruasi.

Ilustrasi Berdoa
Ilustrasi Berdoa (abiumi.com)

2. Puasa

Selain tubuh dalam keadaan tidak suci, puasa di saat haid justru memberikan dampak buruk bagi kesehatan.

Wanita tidak dianjurkan untuk berpuasa demi menjaga asupan gizi makanan yang ada di dalam tubuhnya dan kesehatan fisiknya.

Hal ini disebabkan karena kehilangan banyak darah yang keluar membuatnya gampang lelah, memiliki kadar emosi yang naik turun, serta rentan terkena anemia

Para medis menganjurkan agar ketika dalam keadaan haid, wanita banyak beristirahat dan mengonsumsi makanan yang bergizi.

Agar darah dan logam (magnesium, zat besi) dalam tubuh yang berharga tidak terbuang percuma.

Selama masa haid ini, seorang wanita seharusnya lebih memperhatikan asupan gizi dan kondisi kesehatan fisiknya.

Makan dan Minum saat Sudah Masuk Waktu Imsak di Bulan Puasa Ramadan, Bagaimana Hukumnya?

3. Membaca Alquran

Hal ini sudah umum diketahui, karena saat haid tubuh wanita masih kotor sehingga tidak diperbolehkan membaca ayat suci Alquran.

4. Menyentuh dan membawa mushaf

Sebab, ada anjuran untuk mensucikan diri dengan berwudu sebelum memegang mushaf.

5. Masuk Masjid

Wanita haid dilarang masuk masjid karena keadaan tubuhnya yang sedang kotor.

Dikhawatirkan akan meninggalkan najis ketika berada di dalam masjid.

6. Thawaf

Wanita haid juga tidak diperbolehkan thawaf atau mengelilingi ka'bah.

Bagaimana Aturan Mandi Junub Setelah Waktu Imsak? Ini Penjelasan, Tata Cara, dan Niat Mandi Wajib

7. Jima'

Meski sudah diikat dalam pernikahan, berhubungan badan dengan pasangan saat haid adalah perbuatan yang dilarang.

8. Bersenang-senang di sekitar organ kemaluan

Meski sedang tidak diperbolehkan ibadah, bukan berarti bebas melakukan maksiat.

Sebab, melakukannya justru mendatangkan dosa.

Bulan Ramadhan menjadi momen melipatgandakan kebaikan.

Perempuan yang sedang haid atau nifas memang mendapat batasan untuk menunaikan ibadah-ibadah tersebut.

Namun, ia bisa melakukan ibadah-ibadah lain yang jumlahnya lebih banyak, dan anjurannya memang jelas dalam dalil-dalil yang bersifat umum.

Puasa di Ramadan 2020, Santap Sahur sebelum Tidur Malam Tidak Disarankan

Berikut amalan-amalan ibadah bagi perempuan yang haid di bulan Ramadhan, TribunPalu.com rangkum dari laman yang sama:

1. Mencari ilmu

Mencari ilmu menjadi pilihan ibadah yang bagus bagi perempuan yang sedang haid atau nifas, baik dilakukan secara otodidak dengan membaca buku atau kitab, maupun melalui bimbingan guru dengan mendatangi majelis-majelis ilmu.

Mencari ilmu dalam Islam bersifat wajib (faridlah).

Manfaatnya yang sangat besar bagi diri sendiri dan orang lain membuat kegiatan tersebut masuk kategori ibadah, bahkan setara dengan jihad.

2. Berdzikir

Dzikir adalah perbuatan yang dianjurkan untuk siapa saja dan kapan saja. Dzikir adalah indikasi hidupnya hati.

Rasulullah dalam hadits riwayat Imam Bukhari bersabda: “Perumpamaan antara orang yang dzikir pada Tuhannya dan yang tidak, seperti antara orang yang hidup dan yang mati”.

Jenis dzikir sangat banyak, bisa berupa ucapa tasbih, tahmid, takbir, hauqalah, dan lain sebagainya. Aktif dalam majelis istighotsah, tahlilan, atau forum dzikir lainnya karena itu termasuk bernilai ibadah.

Doa dan Niat Puasa 1 Rajab
Ilustrasi (Tribun Jabar)

Dalam konteks Ramadhan, umat Islam dianugerahi kesempatan Lailatul Qadar yang disebut Al-Qur’an setara dengan serbu bulan.

Meski banyak ulama yang meyakini momen itu jatuh pada sepuluh terakhir Ramadhan, sejatinya jadwal pastinya hanya Allah yang tahu.

Perempuan haid atau nifas, sebagaimana umat Islam pada umumnya, sangat dianjurkan menfaatkan hari demi hari, detik demi detik, sepanjang bulan suci ini untuk beribadah, termasuk berdzikir.

3. Berdoa

Doa juga menjadi pilihan ibadah yang mudah dan sangat dianjurkan bagi perempuan yang sedang haid atau nifas.

Dalam sebuah hadits doa disebut sebagai mukhkhul ‘ibâdah (otak dari ibadah).

Doa bisa dilafalkan dengan bahasa apa saja, kapan saja, dan oleh siapa saja, termasuk oleh perempuan yang sedang haid atau nifas.

Lebih dari sekadar meminta, doa yang berakar kata dari da‘â-yad‘û-du‘â juga berarti berseru atau memanggil.

Doa mengandung ikhtiar mendekatkan diri kepada Allah.

Berdoa bisa juga disebut bermunajat.

Terlewat Makan Sahur di Bulan Ramadan, Apakah Puasanya Sah? Berikut Penjelasannya

4. Melakukan Kegiatan Sosial

Di samping ibadah-ibadah yang bersifat ritual, umat Islam juga diperintahkan untuk memperbanyak kegiatan positif yang bersifat sosial.

Kegiatan sosial tersebut bisa berupa pergaulan secara baik, donor darah, menanam pohon, memberi makan kaum fakir, memudahkan urusan orang lain, mengajar, menyediakan buka puasa bagi anak-anak jalanan, dan lain sebagainya.

Di bulan suci Ramadhan ibadah bernuansa sosial itu tercermin, misalnya, dalam perintah untuk menyuguhkan buka puasa walaupun hanya sebiji kurma.

Artinya, aktivitas perempuan haid yang menghidangkan sajian berbuka untuk keluarga terhitung ibadah.

Puasa sendiri adalah bentuk latihan seorang hamba untuk merasakan saudara-saudaranya yang sehari-hari didera rasa lapar dan haus karena tak mampu.

Dengan demikian, kegiatan sosial sesungguhnya merupakan ibadah yang memang menjadi jati diri makna puasa itu sendiri.

Sumber artikel: www.nu.go.id dengan judul artikel "Amalan-amalan Ibadah bagi Perempuan Haid di Bulan Ramadhan" oleh Mahbib.

(TribunPalu.com/Isti Prasetya)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved