Kabar Internasional

Misteri Angka Kematian Covid-19 yang Rendah di India, Laporkan Lebih Banyak Jumlah Kematian di Rumah

Angka kematian akibat Covid-19 yang rendah di India masih menjadi misteri, sebanyak 80% warga meninggal dunia di rumah dan kurangnya pengujian.

Prakash SINGH / AFP
Seorang staf medis memindahkan seorang pasien dari ambulans ke bangsal darurat rumah sakit Max di Patparganj selama lockdwon, di New Delhi pada 27 April 2020 - Angka kematian akibat Covid-19 yang rendah di India masih menjadi misteri, sebanyak 80% warga meninggal dunia di rumah dan kurangnya pengujian. 

TRIBUNPALU.COM - Kasus kematian akibat Covid-19 di India tergolong sangat rendah.

Menurut laporan Worldmeters.info, hingga Selasa (28/4/2020) pagi India melaporkan 29.451 kasus, tetapi hanya ada 939 kasus kematian dilaporkan di India.

Banyak media yang membicarakan angka kematian rendah ini sebagai keberhasilan India dalam menerapkan kebijakan lockdown.

Sebab menurut jurnal medis Lancet mengatakan, lockdown bisa meratakan kurva epidemi secara efektif.

Ada juga yang menyebut bahwa cuaca panas menjadi penyebab suksesnya di India menghambat penyebaran Covid-19.

Sayangnya, kedua klaim keberhasilan ini tidak didukung oleh bukti apapun.

Polisi di India kenakan helm berbentuk virus corona
Penerapan lockdown di India (Twitter @AFPphoto)

300 Jenazah Covid-19 Berhari-hari Tergeletak di Jalanan Ekuador, Kontainer jadi Kamar Mayat Darurat

Lalu, apakah sebenarnya India dalam hal kematian akibat Covid-19?

Dilaporkan BBC, dokter sekaligus onkologi India-Amerika, Siddharta Mukherjee kepada wartawan BBC, Barkha Dutt.

"Sejujurnya, saya tidak tahu dan dunia tidak tahu jawabannya," kata Siddharta Mukherjee.

"Itu adalah sebuah misteri, dan bagian dari misteri ini adalah kita (India) tidak melakukan pengujian (Covid-19) yang cukup. Jika kita menguji lebih dari itu, kita akan tahu jawabannya," lanjutnya.

Dia menyebutkan ada dua tes yakni tes diagnostik, yang menentukan mereka yang saat ini terinfeksi dan tes antibodi untuk mengetahui apakah seseorang sebelumnya terinfeksi dan pulih.

The New York Times mempelajari data kematian di 12 negara, menemukan bahwa pada bulan Maret setidaknya 40.000 orang meninggal selama pandemi virus corona daripada jumlah kematian resmi.

Ini termasuk kematian akibat penularan virus corona serta dari kemungkinan penyebab lainnya.

Dan analisis Financial Times dari keseluruhan kematian selama pandemi di 14 negara menemukan bahwa angka kematian akibat virus corona mungkin hampir 60% lebih tinggi daripada yang dilaporkan dalam hitungan resmi.

Dari kedua studi itu, tak ada satu pun yang menunjukkan India termasuk dalam angka kematian yang tinggi.

Jenazah Covid-19 Hilang setelah Terlantar di Jalanan Ekuador, Keluarga: Jasad Pamanku Entah di Mana

Relawan dari sebuah kuil Sikh mendistribusikan makanan gratis kepada para tunawisma selama penguncian nasional yang diberlakukan pemerintah sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran virus corona COVID-19 di New Delhi pada 15 April 2020.
Relawan dari sebuah kuil Sikh mendistribusikan makanan gratis kepada para tunawisma selama penguncian nasional yang diberlakukan pemerintah sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran virus corona COVID-19 di New Delhi pada 15 April 2020. (Prakash SINGH / AFP)
Sumber: Tribun Palu
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved