Eksploitasi 18 ABK asal Indonesia di Kapal China Disebut sebagai Perbudakan Modern
Ketua Umum GP Ansor mengecam keras dugaan kasus human trafficking terhadap 18 anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang bekerja di kapal China.
Rekan kerjanya yang baru saja meninggal dikatakankan sudah sakit selama 1 bulan.
“Awalnya keram, tahu-tahu kakinya bengkak. Dari kaki langsung nyerang ke badan dan dia langsung sesak,” kata WNI tersebut kepada MBC.
Para WNI tersebut sehari-hari meminum air laut yang difilterasi.
Kapal menyediakan air mineral, akan tetapi yang diperbolehkan minum air tersebut hanya nelayan China.
Nelayan Indonesia disuruh minum air laut yang difilterasi dan terlihat kondisi badan memburuk akibat hal tersebut.
“Pusing, tidak bisa minum air mineral sama sekali. Pernah juga sampai kaya ada dahak di sini (di tenggorokan),” mengutip dari keterangan seorang WNI dalam siaran MBC.
Mereka kerja sehari 18 jam.
Dari 30 jam berdiri kerja, diselingi waktu enam jam atau waktu makan yang dihitung sebagai waktu istirahat.
Namun, mereka tidak bisa lepas dari lingkungan kerja yang tidak ada bedanya dengan lingkungan kerja budak.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul ''Tragedi Kemanusiaan yang Dialami 18 ABK Indonesia di Kapal China Bentuk Perbudakan Modern . . .''