Bupati Tolitoli Sebut Program READSI dari Kementan Mampu Gerakkan Ekonomi Wilayah

Bupati Tolitoli, Mohammad Saleh Bantilan mengaku terbantu dalam membangun sektor pertanian dan pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan hadirnya READSI

Editor: Imam Saputro
TRIBUNNEWS/HO
FOTO ILUSTRASI - Anggota Sekolah Mama Berkebun memanen semangka di sela acara expo 'Mari Menanam dan Mengkonsumsi Sayuran' di Desa Jerili, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Jumat (17/5/2019). 

TRIBUNPALU.COM - Bupati Tolitoli, Mohammad Saleh Bantilan mengaku sangat terbantu dalam membangun sektor pertanian dan pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan hadirnya Program Program Rural Empowerment Agriculture Development Scaling up Innitiative (READSI) Kementerian Pertanian (Kementan).

Sebab program READSI secara nyata dapat menggerakan ekonomi daerah.

"Buktinya, Kelompok Wanita Tani Desa Puse, Kecamatan Dampal Selatan, melalui program READSI berhasil memanfaatan lahan pekarangan guna upaya pemenuhan gizi keluarga dan mendekatkan pasar ke dapur. Ini kegiatan sederhana, tapi secara ekonomi sangat membantu peningkatan nilai tambah keluarga," ujar Mohammad Saleh Bantilan sekaligus Raja Tolitoli, Minggu (10/5/2020).

Program READSI  dari Kementan diberikan satu di antaranya untuk kelompok tani wanita Desa Puse, Kecamatan Dampal Selatan, Kabupaten Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah.

Kementan Lepas Ekspor 151,2 Ton Olahan Getah Pinus Sulteng ke Tiongkok

Saleh mengungkapkan Program READSI merupakan salah satu bagian dari program Kementan yang intinya memanfaatkan potensi lokal, pekarangan dan sumberdaya manusia untuk menghasilkan pangan.

Oleh karenanya, ke depan, dengan program ini bisa mewujudkan pemberdayaan rumah tangga di perdesaan.

"Selain itu, sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dengan program ini pun kami bisa memperkuat kelembagaan petani juga bisa menumbuhkan regenerasi petani," kata Saleh.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Bupati Tolitoli, Mohammad Saleh Bantilan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Bupati Tolitoli, Mohammad Saleh Bantilan (Kementan)

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tolitoli, Rustan menambahkan pengenalan program Readsi ke masyarakat bukan hal mudah.

Tantangannya sulit membangun kesadaran di masyarakat terutama ibu rumah tangga yang kesehariannya hanya terbiasa dengan aktifitas rumahan.

"Tugas berat untuk merubah pola pikir atau mindset kaum ibu untuk memanfaatkan lahan pekarangannya tidak produktif menjadi produktif dan bahkan bisa menjadi sumber pendapatan bagi mereka," katanya.

Digunakan Kementan sebagai Antivirus Corona, Ini 7 Manfaat Lain Eucalyptus untuk Kesehatan

Rustan menjelaskan dengan pendampingan secara terus menerus oleh tenaga fasilitator desa dan penyuluh, Kelompok Wanita Tani berhasil dibentuk untuk memanfaatkan lahan pekarangan hingga saat ini hasil pertanian dapat menjadi sumber pendapatan.

"Wanita tani ini mulai melakukan kegiatan bercocok tanam komoditi sayuran di lahan pekarangan mereka bermodal 20 ribu hingga saat ini hasil penjualan sudah bertambah menjadi Rp 1,5 juta," bebernya.

Saat ini, wanita tani Desa Puse bercocok tanam sayuran dan buah.

Di antaranya sawi, kangkung, cabai, kacang panjang, ketimun dan jagung dan akan terus divariasikan sehingga kedepan bisa menjadi pendapatan mandiri masyarakat khususnya kaum ibu.

"Terimakasih yang tak terhingga kepada Bapak Komandan SYL, Menteri Pertanian dan semua pihak yang ikut mensupport kami. Semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut dan terus berjalan sesuai dengan harapan kita bersama," ujar Rustan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved