Profesor Asal Jepang Temukan Tes Cepat Covid-19 dengan Spesimen Swab dan Sampel Air Liur
Tatsuo Shioda menemukan tes cepat covid-19 dengan spesimen swab. Ini diharapkan semakin mempercepat tes pendeteksian corona dibandingkan tes PCR.
TRIBUNPALU.COM - Penyebaran virus corona Covid-19 di seluruh dunia yang semakin masif dan cepat, membuat para ahli dan peneliti berlomba dengan waktu untuk menemukan alat tes, obat, hingga vaksin.
Satu di antaranya adalah Tatsuo Shioda, seorang profesor dari Jepang sekaligus spesialis yang mengungkap mekanisme infeksi virus melalui berbagai percobaan.
Tatsuo Shioda menemukan tes cepat covid-19 dengan spesimen swab.
Sehingga, temuan ini diharapkan semakin mempercepat tes pendeteksian corona dibandingkan menggunakan tes PCR.
"Benar saya menggunakan spesimen swab. Bisa juga dilakukan dengan menggunakan air liur," kata Tatsuo Shioda kepada Tribunnews.com, Senin (11/5/2020).
• Update WNI Positif Covid-19 di Luar Negeri Senin, 11 Mei 2020: Tercatat 41 Orang Meninggal Dunia
• Kurva Covid-19 di Indonesia Diklaim Melandai, Ahli dari Eijkman: Kurvanya Tidak Sesuai Standar Ilmu
• Banyak yang Berkerumun Nostalgia di McD Sarinah, Kluster Baru Covid-19 Dikhawatirkan Bakal Muncul
Profesor Shioda bekerja di Divisi Pengendalian Infeksi Virus, Divisi Pertahanan Immunologis dan Biologis, Institut Penyakit Mikroba, Universitas Osaka.
Penggunaan spesimen swab adalah dengan mengambil lendir yang ada di dalam ujung hidung yang paling dalam.
Namun tes yang ditemukan dengan teknologi khusus Shioda juga bisa dengan menggunakan (mengambil sampel dari) air liur manusia.

Tes yang dibuatnya bukan tes cepat serology.
Profesor Shioda telah menghadapi virus selama sekitar 40 tahun. Virus HIV dan demam berdarah yang menyebabkan penyakit demam berdarah.
Semua berurusan dengan "musuh manusia" yang terkenal, virus.
Di bidang penelitian HIV, Shioda adalah otoritas kelas dunia yang merupakan satu-satunya editor Jepang di majalah khusus, tetapi terlepas dari prestasinya, Shioda melanjutkan penelitiannya di bidang virus infeksi menular.
Namun, situasinya telah berubah sepenuhnya karena penyebaran coronavirus baru.
"Ada sesuatu yang bisa saya lakukan juga," kata dia.
Berpikir seperti itu, Shioda bergabung dengan beberapa perusahaan ventura Jepang untuk melakukan misi penting.