Jelaskan Maksud dari New Normal, Dokter Tirta: Memutus Rantai Infeksi dengan Cara Adaptasi Baru
Istilah new normal belakangan ini sering dibicarakan oleh pemerintah, mulai dari Presiden RI Joko Widodo dan para gubernur.
TRIBUNPALU.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat Indonesia untuk mempersiapkan diri menghadapi fase new normal.
Berdasarkan penjelasan dari pihak pemerintah, new normal berarti hidup berdampingan dengan Virus Corona (Covid-19) dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan dan penanganan Covid-19. seperti penggunaan masker dan menjaga jarak.
Berpendapat sama, Dokter Tirta Mandira Hudhi menegaskan bahwa new normal memang bukan berarti pasrah menerima Covid-19.
• Wacana New Normal Kian Gencar Digaungkan, Saham Ritel Perbelanjaan Mulai Melonjak
• Pemerintah Siapkan Skenario New Normal di 7 Daerah di Indonesia

"Ini yang perlu kita revisi, banyak media nanti yang akan bisa memplesetkan ataupun menggiring," ucap Tirta.
Dokter lulusan Universitas Gadjah Mada itu menekankan bahwa menerima bukan berarti berdamai dengan Covid.
"Maksudnya menerima di sini bukan kita salaman sama Covid," tegas Tirta.
Ia lalu menyinggung soal pernyataan Jokowi terkait hidup berdampingan dengan Covid-19.
Dokter Tirta menegaskan bahwa apa yang dimaksud oleh presiden bukanlah pasrah menerima Covid-19.
"Saya akan menerangkan langsung maksudnya Pak Presiden."
"Beliau kan bilang menerima itu bukan artian kita wes nerimo wae (sudahlah terima saja) pasrah, bukan," sambungnya.
Pria yang juga memiliki usaha perawatan sepatu itu mengatakan bahwa Covid-19 memang tidak akan bisa dihilangkan.
"Tetapi Covid ini dikontrol, dia akan selalu ada," kata dr Tirta.
Melihat keadaan tersebut, dr Tirta menegaskan bahwa cara yang bisa dilakukan adalah beradaptasi dengan keberadaan Covid-19.
"Supaya menjaga minimal, kita tetap harus memutus rantai infeksi dengan cara apa? Adaptasi baru," ujar dia.
Pria yang kini menghabiskan waktunya menjadi relawan Covid-19 itu lalu menyebutkan beberapa contoh adaptasi new normal yang ia lihat.