New Normal di Tengah Pandemi, Rocky Gerung: Indonesia Merasa Ketinggalan Kalau Nggak Ikut New Normal

Terkait new normal di tengah pandemi Covid-19, tidak ada keterbukaan dari pemerintah terkait bagaimana analisis epidemiologi dan virologi.

Tangkap layar YouTube via Grid.ID
Rocky Gerung 

TRIBUNPALU.COM - Pemerintah Indonesia saat ini tengah mempersiapkan fase tatanan kehidupan normal baru atau new normal meski angka kasus virus corona Covid-19 masih terus meningkat.

Pengamat politik Rocky Gerung pun memberikan tanggapannya soal fase new normal atau tatanan normal baru di tengah pandemi Covid-19.

Rocky mengatakan, sebenarnya Indonesia bisa siap setiap saat untuk menerapkan new normal.

Namun, lanjut dia, dengan asumsi bahwa puncak pandemi Covid-19 di Indonesia sudah dilalui.

Hal itu disampaikan Rocky dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin (1/6/2020).

"Semua tergantung kita sudah klimaks atau belum, supaya bisa masuk pada new normal."

"Nah, sekarang pemerintah belum punya data tentang klimaks-nya, tiba-tiba bikin new normal," terang Rocky.

Pengamat Politik Rocky Gerung dalam channel YouTube Resonansi TV, Jumat (10/1/2020).
Pengamat Politik Rocky Gerung dalam channel YouTube Resonansi TV, Jumat (10/1/2020). (YouTube Resonansi TV)

Apabila PSBB Dicabut, Jusuf Kalla Sebut Tempat Ibadah Harus Pertama Dibuka daripada Mall atau Pasar

Tanggapan Refly Harun soal Vonis Bersalah Jokowi dan Menkominfo atas Pemblokiran Internet di Papua

Rocky juga menyinggung soal konsultasi yang dilakukan pemerintah dengan epidemiologi dan virologi.

Menurut dia, dalam hal ini, tidak ada keterbukaan dari pemerintah terkait bagaimana analisis epidemiologi dan virologi.

"Lalu juru bicara istana segala macam mengatakan, 'kami sudah konsultasi dengan epidemiologi dengan virologi'."

"Kalau saya tanya misalnya siapa namanya epidemiologi itu? juru bicaranya akan bilang 'ya itu urusan kami dengan dunia profesi dengan dunia akademisi'."

"Lho ini adalah pandemi, semua orang akan tahu epidemiologi disewa atau sekadar epidemiologi yang menjalankan survei bahkan survei-nya kualitatif," jelas Rocky.

Rocky mengatakan, publik harus mengetahui siapa epidemiologi yang diajak berdiskusi dengan pemerintah terkait Covid-19.

Sebab, menurut dia, beberapa epidemiologi lain mengatakan bahwa, saat ini Indonesia masih mengalami peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan.

"Jadi di dalam kekacauan itu orang akan menganggap new normal artinya dinormal-normalkan sesuatu yang sebetulnya belum normal, jadi tidak secara natural new normal itu" ungkap Rocky.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved