5 Fakta Sosok PNS Pertama di Indonesia; Tak Diketahui Banyak Orang, Mengabdi sejak 1940

Lima fakta soal sosok PNS pertama di Indonesia; orang terhormat yang tak disadari statusnya hingga janji pengabdian sejak 1940 untuk nusa dan bangsa.

Editor: Imam Saputro
KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
Penghageng Tepas Dwarapura Keraton Yogyakarta, KRT Jatiningrat saat menunjukan salinan kartu kepegawaian Sri Sultan HB IX - Lima fakta soal sosok PNS pertama di Indonesia; orang terhormat yang tak disadari statusnya hingga janji pengabdian sejak 1940 untuk nusa dan bangsa. 

"Waktu itu kita juga kaget, ternyata Ngarso Dalem itu NIP-nya 010000001. Berarti ini kan yang pertama," terang KRT Jatiningrat.

4. Mengabdi sejak 1940

Meski kartu pegawainya diterbitkan pada 1 November 1974, Sri Sultan HB IX rupanya telah mengabdi untuk Tanah Air sejak Indonesia belum merdeka.

Tepatnya pada tahun 1940, seperti yang tertulis dalam keterangan kartu tersebut.

Pada tanggal 18 Maret 1940, Sri Sultan HB IX mulai bertakhta di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Kartu PNS Sri Sultan HB IX
Kartu PNS Sri Sultan HB IX (Dok. Ist)

Gunung Merapi Erupsi Minggu Pagi, Durasi 328 Detik, Tinggi Kolom Abu 6.000 Meter

5. Pikul tugas berat sebagai pengabdi nusa dan bangsa

Dijelaskan oleh KRT Jatiningrat, saat itu Sri Sultan HB IX mendedikasikan dirinya untuk nusa dan bangsa yang diungkapkan saat berpidato.

"Sejak semula beliau itu memang pengabdiannya, bekerjanya, untuk memenuhi kebutuhan nusa dan bangsa," ujar dia.

Dalam pidato tersebut, Sri Sultan HB IX memikul tugas berat sebagai pemersatu adat barat dan timur di masa penjajahan.

Sri Sultan HB IX pun mengaku akan terus mengabdi sesuai batas pengetahuan dan kemampuannya untuk nusa dan bangsa.

KRT Jatiningrat lantas membacakan pidato Sri Sultan HB IX saat jumenengan (bertakhta):

"Sepenuhnya Saya menyadari bahwa tugas yang ada di pundak saya adalah sulit dan berat.

Terlebih-lebih karena ini menyangkut mempertemukan jiwa barat dan timur agar dapat bekerja sama dalam suasana harmonis, tanpa yang timur harus kehilangan kepribadiannya.

Walaupun saya telah mengenyam pendidikan barat yang sebenarnya, tetapi pertama-tama saya adalah dan tetap adalah orang Jawa.

Maka selama tidak menghambat kemajuan adat akan tetap menduduki tempat yang utama dalam keraton yang kaya akan tradisi ini.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved